-->

SUBHAN, KADES GERMAN, SUGIO: Percantik Wajah Desa, Aktifkan Karang Taruna


LENSADESA. Memasuki tahun keempat kepemimpinannya di Desa German, Kecamatan Sugio, Lamongan, tugas Subhan serasa semakin ringan. Masalah-masalah sosial sudah selesai. Kini ia fokus pada upaya mempercantik wajah desa dan menggerakkan Karang Taruna agar semakin aktif dengan berbagai kegiatan pemberdayaan.


"Yang paling membahagiakan saya ketika memimpin Desa German ini adalah kedewasaan masyarakat sudah semakin tinggi. Tingkat toleransi dan solidaritasnya sudah tinggi. Jadi, meskipun kondisinya beragam, plural, tapi semua bisa dewasa untuk saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Makanya gesekan sosial tidak ada di kampung kami," ucap Subhan mengawali pembicaraan dengan LensaDesa.


Menurut Subhan, stabilitas sosial adalah kunci untuk membangun dan memajukan desanya. "Kehidupan beragama sangat baik. Meskipun di sini ada NU, Muhammadiyah, LDII, Siddiqiyah dan lain-lain, semuanya rukun dan toleran. Punya masjid masing-masing untuk beraktivitas. Tidak ada yang saling merendahkan atau berprasangka negatif. Tokoh-tokohnya juga mampu memahamkan kepada jamaahnya secara baik. Jadi, meskipun ada perbedaan hari raya, awal puasa, dan lain-lain, di German ini aman-aman saja. Termasuk pemudanya," tambahnya.

Kades German, Subhan


Itulah sebabnya kini ia lebih berkonsentrasi kepada  pembangunan desa. Yang pertama, dimulai dari ide untuk mempercantik wajah desa. Kedua, dengan menggiatkan semua elemen Karang Taruna untuk bergerak aktif membuat aneka kegiatan yang positif dan menambah nilai ekonomi agar tidak ada pengangguran di desa German.


"Saya ingin agar setiap orang melewati Desa German punya kesan yang baik. Merasa adem dan nyaman. Makanya saya bangun itu ikon Desa German dengan tulisan besar yang indah di depan pintu gerbang. Selama ini yang ada hanya gapura masuk yang bentuknya begitu-begitu saja dari dulu. Makanya saya percantik supaya orang berkesan, betah, dan nanti menjadi cerita ke mana-mana," jelasnya.


Kebijakan yang dilakukannya itu ternyata disambut positif oleh warga. "Bahkan sekarang ini tulisan "Welcome to German" itu menjadi ikon. Banyak orang foto-foto di situ. Ya anak muda, ya keluarga, bahkan kalau hari Minggu banyak group gowes yang singgah dan selfi di situ. Jadi, ikon German ini ternyata menjadi daya tarik tersendiri," ujarnya.



Karena banyaknya orang yang datang ke tempat ikon tadi akhirnya banyak warga yang kemudian punya inisiatif buka lapak di sana. "Ya jualan makanan dan minuman ringan. Kue-kue seperti onde-onde, ote-ote, bolu kukus, lemper, kripik, rempeyek, dan lain-lain. Jadi ada efek ekonominya juga ternyata. Bisa nambah-nambah pendapatan keluarga. Itu saya dukung. Yang penting harus tertib dan menjaga kebersihan," tandas Subhan.


"Ke depan nanti karena di belakangnya ada embung maka akan kita kembangkan sebagai tempat wisata air. Anak muda kita minta untuk membuat perahu hias yang nantinya bisa dikelola sebagai obyek wisata. Terutama untuk anak-anak yang ingin berkeliling waduk dengan perahu antik,"    ujarnya.


Terkait aktivitas Karang Taruna, Subhan mengatakan bahwa pemuda-pemudi Desa German sudah membentuk wadah bernama Pelangi. Yang anggotanya dari beragam latar belakang tadi. Kepada anak-anak muda ini Subhan melibatkan mereka untuk ikut mengelola BUMDes.



"Yang sudah jalan adalah mengelola distribusi pupuk dan sarana pertanian untuk semua anggota kelompok tani. Kedua, nantinya untuk mengelola wisata air. Termasuk mungkin mengadakan lomba-lomba mancing, gowes, atau festival pencak silat. Atau apalah. Yang penting mereka punya kreativitas yang positif. Agar tidak ada gesekan sosial apa pun di desa ini dan juga ada pendapatan untuk mereka. Intinya, jangan sampai ada pengangguran anak muda di desa kami," harapnya.


Subhan, yang sarjana Peternakan ini, juga ingin memanfaatkan waduk atau embung German yang lumayan luas itu untuk program usaha budidaya perikanan yang produktif. "Sementara ini hanya ditebar benih begitu saja lalu di akhir tahun dipanen bareng-bareng. Dan semua hasil tangkapan ikannya dibagi rata untuk semua rumah tanpa kecuali," imbuhnya.



Status waduk itu, kata Subhan, sebetulnya milik Pemkab Lamongan. "Namun, sudah mendapatkan ijin peruntukannya untuk didayagunakan secara produktif lewat Dinas Perikanan dan Kelautan. Yang penting untuk kepentingan pemberdayaan masyarakat itu diperbolehkan. Karena selama ini hanya untuk penyaluran air ke sarana irigasi. Kalau bisa dikembangkan untuk tempat wisata dan budidaya ikan kan bisa multifungsi dan multihasil," tandasnya.


Kepada Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan, Subhan masih berharap agar karang tarunanya bisa mendapatkan bimbingan teknis tentang budidaya ikan yang benar. Mungkin dengan model keramba atau apa yang nantinya hasilnya bisa lebih meningkat. Bagaimana pun saya  ingin warga saya hidupnya semakin sejahtera dengan memanfaatkan potensi yang ada. Makanya dukungan dari Pemda selalu kita harapkan," ucapnya.* (Yunus HS)

LihatTutupKomentar