-->

BABON ANGREM CAFE: Jadi Tongkrongan Aktivis Kampus di Kota Lamongan



LENSADESA. Banyak kafe di kota Lamongan. Di antara puluhan yang ada itu ada kafe yang cukup unik. Babon Angrem namanya. Dari namanya saja sudah menarik. Apalagi menu dan suasana di dalamnya.

Kafe yang terletak di Jalan Andanwangi, tak jauh dari Masjid Al-Azhar dan taman kota ini, memang unik dan menarik. Dari luar tampak asri dan adem. Tanaman hias dan pepohonan tampak menjadi pemandangan yang alami.

Wajar kafe ini tertata begitu apik dan resik. Ternyata pemiliknya seorang arsitek. Jadi, sangat paham benar dengan desain dan tata ruang. 


"Saya membangunnya pelan-pelan. Mulai tahun 2003 dan baru selesai tahun 2005.  Menyesuaikan modal yang ada. Kami ingin menikmati prosesnya. Setelah semua bangunan jadi itu barulah full kita memikirkan menu dan strategi marketingnya," ucap Antok Sindhu, owner Babon Angrem, kepada LensaDesa.

Kalau soal tata ruang dan tata taman sepenuhnya dipikirkan oleh Antok, sebaliknya urusan menu sepenuhnya dipikirkan oleh sang isteri, Reni Prabowo. "Banyak orang yang memuji masakan isteri saya. Masak apapun selalu enak. Itulah sebabnya saya mantap menerjuni usaha kuliner. Meninggalkan pekerjaan sebagai arsitek yang ribet dan menegangkan  meskipun bergengsi. Di usaha kuliner ini relatif santai, bebas, bisa bertemu banyak orang, dan bisa ketemu isteri setiap hari. Pokoknya menyenangkan dan membahagiakanlah," jelasnya.

Pada awalnya, kafe ini hanya mempekerjakan dua karyawan. Isterinya yang mengontrol semuanya. Sekarang sudah mempekerjakan delapan karyawan. Kafe dibuka mulai jam 09.00 WiB hingga 22.00 WiB.


Baik siang maupun malam kafe ini sangat ramai dengan pengunjung. Pada jam istirahat, pas makan siang, yang banyak datang adalah anak-anak muda dan karyawan kantoran. Kadang sampai tempat duduk full sehingga ada yang rela mengantre menunggu konsumen lain sudah selesai makan.

"Kalau malam, banyak family yang datang. Mereka dinner sekeluarga. Sering aktivis kampus datang ke sini. Ada yang sekaligus rapat untuk kegiatan organisasi kampusnya. Sering juga beberapa anggota dewan memilih kafe ini untuk melakukan pertemuan dengan konstituennya. Suasana kafe memang saya kondisikan enak buat bincang-bincang. Supaya pada betah dan ingin kembali lagi ke sini," terangnya.

Meskipun menu utamanya adalah  minuman seperti kopi, wedhang, jus,  dan camilan seperti kentang goreng, pisang goreng, singkong goreng, roti bakar, roti maryam, jamur krispy, cafe Babon Angrem juga menyediakan makanan berat. Menu andalannya adalah Bebek Goreng  Sambel Ijo. Menu yang lain standar seperti kebanyakan tempat makan. Ada ayam geprek, lele geprek, lalapan, dan sebagainya.

Menurut Antok, kecepatan, kebersihan,  kebebasan, dan kenyamanan menjadi pondasi utama bisnis kulinernya ini. "Tempat harus resik, pelayanan harus cepat, suasana tempatnya harus selalu nyaman, dan konsumen bebas mau duduk di mana atau berapa lama. Intinya mereka harus betah selama di Babon Angrem. Meskipun hanya beli segelas kopi dan mereka berlama-lama di sini sampai urusannya selesai, kami tidak akan mengusirnya. Itu yang selalu saya tekankan pada semua karyawan," ungkap Antok.


Ditanya soal kenapa memilih nama Babon Angrem, secara sekilas Antok mengatakan bahwa nama itu adalah simbol dari ayam yang mengerami telornya. Pada asalnya nama Babon Angrem adalah salah satu motif batik mekar yang selalu dipakai oleh adat budaya Jawa kalau sedang mengadakan upacara mitoni atau tujuh bulanan. Simbol dari orang tua yang selalu mengasihi buah hatinya.

"Dengan nama itu, saya berharap, usaha ini akan terus-menerus menelorkan sumber rezeki bagi keluarga kami dan semua karyawan. Dengan nama itu harapan kami, semua karyawan juga menyayangi cafe ini seperti usahanya sendiri. Supaya ke depannya makin berkembang, makin banyak pelanggan, dan makin memberikan kesejahteraan. Karena sesuatu kalau dilakukan dengan hati dan penuh cinta pasti nantinya akan menghasilkan sesuatu yang baik untuk kehidupan kita," tutur Antok Sindhu menutup perbincangan.* (Yunus HS)
LihatTutupKomentar