-->

ABDUL WAHAB, KADES SUKOBENDU: Sulap Bukit Kapur Jadi Arena Climbing, Siap Gelar Off Road Internasional





LENSADESA. Ternyata banyak lahan di desa Sukobendu, Mantup, Lamongan, yang potensial dikembangkan sebagai wahana wisata. Salah satunya bekas galian bukit kapur. Wawasan itu terbuka saat konsultan desa wisata dari Yogyakarta berkeliling ke beberapa lokasi bersama Kepala Desa: Abdul Wahab.


"Setelah melihat kontur lokasi dan view yang menjadi latarnya, paling pas Bukit Kapur Mlisa ini didesain sebagai tempat wisata edukasi, sport, dan transit. Semua konturnya memenuhi syarat," ujar Dwi Handono, dari Planet Adventure Consulting Yogyakarta saat meninjau lokasi.


Menurut Dwi, bekas galian kapur yang panjangnya lebih dari satu kilometer dan terbagi dalam beberapa segmen itu sangat ideal untuk wisata sport. "Bisa off road, bisa motor trail, bisa juga climbing. Tinggal nanti mengkonsep detailnya dan menyesuaikan bajet untuk merealisasikannya. Saya kira kalau dananya bisa diambil dari DD (Dana Desa) atau dana bantuan dari dinas pariwisata untuk proyek destinasi unggulan. Itu yang harus  disepakati para stakeholder desa," tandasnya.



Sebagai Kepala Desa Abdul Wahab berharap di era pemerintahannya, dia ingin punya legacy bagi masyarakatnya yang kemanfaatannya dirasakan secara berkesinambungan. 


"Harapan saya kalau Sukobendu ini bisa punya wahana wisata yang didesain apik dan dioperasikan dengan manajemen yang baik maka nama Sukobendu akan terkenal. Itu akan menjadi kebanggan semua warga," ujarnya.


Dwi Handono mencatat, dengan lokasi bukit kapur yang begitu luas ada beberapa alternatif wahana bisa diciptakan.





Pertama, beberapa tebing bisa didesain menjadi arena climbing yang bisa menjadi tempat latihan para penghobi panjat tebing atau pecinta alam. Bisa juga sebagai lokasi bumi perkemahan karena pada sisi paling timur ada cekungan lembah yang merata.


Kedua, melihat alur lokasi penggalian, sangat memungkinkan  Bukit Kapur Mlisa ini untuk didesain menjadi wahana off road atau arena  motor trail. Tinggal mendesain alurnya sedemikian rupa sehingga layak menjadi lokasi yang menantang bagi penghobi motor trail atau mobil off road.


Ketiga, untuk menjadikannya sebagai tempat wisata yang instagramable, maka bukit-bukit kapur itu bisa dipahat dulu dengan gambar-gambar hidup tiga dimensi. Antara lain wajah-wajah tokoh dunia atau tokoh-tokoh nasional, atau relief pemandangan alam. Tinggal mencari pematung yang andal saja. Atau dengan cara membuat lomba pahat tebing kapur dengan hadiah yang tertentu. Dinding tebing bisa dibuat seperti patung para Presiden Amerika yang berada di bukit Rushmore di South Dakota yang sangat terkenal itu.



"Saya yakin, jika Sukobendu mempunyai Ikon wisata khusus ini maka multiplayer efeknya akan sangat besar. Terutama di sektor ekonomi warga. Apalagi Sukobendu ini titiknya strategis. Hanya 20 menit di Masjid Namira dan merupakan persimpangan menuju kabupaten Jombang dan kabupaten Mojokerto. Jadi, akan mudah menarik pengunjung," tambah Wahab.


Mengapa dinding tebing perlu dipahat dalam rupa patung tiga dimensi? Kata Dwi Handono, itu karena setiap wahana wisata memerlukan titik atau spot yang instagramable. Orang akan berduyun-duyun datang karena ada tempat untuk selfinya.

 

"Spot itu akan mengundang  banyak wartawan dan youtuber datang dan memberitakannya. Yang akan membuat lokasi wisata cepat viral sehingga akan lebih banyak mendatangkan pengunjung," ucap Dwi.


Keberadaan wahana wisata juga akan memunculkan banyak peluang ekonomi baru bagi masyarakat setempat. Seperti munculnya homestay, toko peralatan pecinta alam, alat perkemahan, warung kuliner desa, industri kerajinan, souvenir, dan sebagainya.


Ketiga, bagi wisatawan yang ke Lamongan yang selama ini hanya ke masjid Namira, maka akan ada tambahan lokasi wisata baru. Karena jarak Namira ke Bukit Kapur Mlisa relatif dekat, maka setelah wisata ziarah di Namira, turis bisa melanjutkan perjalanan ke Mlisa.



Dwi Handono adalah konsultan Desa Wisata yang sudah punya reputasi menciptakan 24 desa wisata di Yogyakarta dari mulai mendesain sejak lahan kosong hingga konsep marketingnya. Pernah menjadi konsultan wisata Glamping (Glamour Camping) untuk  Kementrian Pariwisata/Bekraf di DeLoano  dan CSR Bank Indonesia di Bukit Nglanggeran. 

Beberapa perusahaan pertambangan di Kalimantan juga memakai timnya, termasuk perusahaan Haji Syam dan PT Badak Bontang. Dwi bisa dihubungi di nomor 0813 9296 2000.


Bersama timnya, ada Dwisa Putro yang ahli dalam membuat videoklip Profil Desa. "Jadi, kalau ada Kepala Desa yang belum punya videoklip Profil Desanya bisa minta dibuatkan. Supaya hasilnya bagus dan layak aplod di youtube. Reputasi Dwisa tak perlu diragukan karena pernah juara kompetisi film dokumenter di Polandia," tandasnya.


Dua jam berada di lokasi bukit kapur  Mlisa, membuat Kades Abdul Wahab memiliki gambaran bagaimana lokasi ini akan dikembangkan sebagai tempat wisata. "Kemaren masih bingung sekarang sudah terang," pungkasnya.* (Miftah MM)

LihatTutupKomentar