-->

ABDUL WAHAB, KADES SUKOBENDU: Terpilih Lagi Setelah Habiskan Dana Desa 800 Juta

KANTOR BALAI DESA SUKOBENDU 

LENSA DESA – Ada yang menarik saat LensaDesa berkunjung ke Desa Sukobendu, Mantup, Lamongan. Menemui Kepala Desa yang  terpilih kembali untuk masa jabatan yang kedua. Pak Kades yang kalem itu bernama Abdul Wahab.

Mengawali perbincangan, Abdul Wahab bercerita kenapa bisa terpilih lagi dengan mudah. Ternyata karena pada masa jabatan pertamanya ia mengutamakan transparansi dalam keuangan dan program yang dijalankan. 

"Semua bisa melihat. Semua klir. Tak ada yang saya tutupi. Ada pengumuman terbuka setiap program berjalan. Semua warga bisa akses. Dan warga Sukobendu senang dengan model begitu," jelas Wahab.


ABDUL WAHAB, KADES SUKOBENDU

Sejak awal menjabat sebagai Kades, Wahab sudah berazam bahwa jabatan itu amanah. Bahkan pencalonannya yang kedua pun karena dorongan warga. Karena kepuasan masyarakat. 

"Pokoknya waktu itu saya bikin bagaimana caranya dana habis. Saldo bisa nol. Dana desa 800 juta tak boleh ada sisa. Semuanya wujud dalam pembangunan. Kadang kalau dana kas belum cair saya pakai uang pribadi dulu, yang penting program bisa jalan. Jangan sampai kegiatan masyarakat terhambat," tegasnya.

Sebagai orang asli Sukobendu, Wahab tahu pasti apa masalah desanya. Itulah sebabnya konsentrasi penyaluran dana desa diarahkan dua hal. Sektor pertanian dan pendidikan. Yakni, bagaimana petani bisa berhasil dengan hasil panennya dan bagaimana guru-guru bisa lebih sejahtera sehingga bisa mendidik siswa dengan optimal.




"Saya bangunkan irigasi yang bagus yang bisa menjangkau lebih banyak areal persawahan. Jalan-jalan kampung juga dibuat mulus. Supaya kalau petani mengangkut hasil panen jadi gampang. Pasar desa juga diperbaiki jika ada yang rusak. Sedangkan guru-guru honorer kita berikan tambahan gaji. Dan semuanya transparan. Ini kan membangun desa saya sendiri ya sudah sepantasnya pol-polan," tandasnya.

Menurut Wahab,  Sukobendu adalah desa  "segitiga emas" yang sangat strategis. Karena merupakan desa penghubung ke tiga kecamatan lainnya, yaitu Kecamatan Sambeng, Kecamatan Kembangbahu dan Kecamatan Sugio.

"Maka Sukobendu juga menjadi poros  perdagangan di tiga kawasan ini. Itulah sebabnya pasar harus bagus, jalannya juga harus bagus, kalau ada yang rusak sedikit langsung kita perbaiki. Karena semua akan berefek pada pertumbuhan ekonomi masyarakat di Sukobendu," ujarnya.

Mengapa bidang pendidikan pun mendapat perhatian penuh. Karena di Sukobendu terdapat banyak sekolah. Ada 2 SD Negeri, 3 TK, 1 MI,  1 MTs Swasta,  dan 1 SMA Swasta. Abdul Wahab berpendapat  kualitas SDM di Desa Sukobendu salah satunya akan ditentukan oleh kualitas lembaga pendidikannya.

Percuma jika sarana dan prasarana kehidupan masyarakat diperbaiki tetapi kemampuan SDM-nya tidak ditingkatkan. Untuk menunjang kegiatan pendidikan, Desa membantu lembaga pendidikan itu dengan memberi alokasi dana tambahan untuk gaji guru-guru honorer setiap bulan.  

SD Negeri 1 Sukobendu 

"Kita alokasikan dana lumayan besar untuk gaji guru honorer di sekolah-sekolah yang ada.  Karena guru ini ujung tombak pendidikan anak-anak kita. Harus kita pikirkan kesejahteraan mereka," jelasnya.

Bidang kerajinan juga sektor lain yang mendapat perhatian Wahab. Untuk itu ia membangun tempat pameran hasil kerajinan dan usaha masyarakat. Diharapkan ini bisa menjadi etalase semua produk inovatif  warga Sukobendu. Baik berupa makanan oleh-oleh,  minuman kemasan, lukisan, alat pertanian atau obat-obatan herbal.

"Harapan saya kalau ada etalase begini, jika ada tamu datang kemari bisa melihat-lihat dan tertarik. Ini satu upaya untuk mendongkrak penghasilan dan kesejahteraan warga," tuturnya.

Di sektor Pemberdayaan Pemuda, Abdul Wahab memotivasi karang taruna untuk bisa lebih maju lewat berbagai pelatihan kewirausahaan. Terutama tentang pascapanen hasil pertanian dan perikanan. Ke depannya tidak menutup kemungkinan adanya pelatihan bidang lainnya seperti marketing online, kepemimpinan, kesenian, musik, dan lain-lain.

"Ya kita harus melatih pemuda-pemuda ini agar menjadi pribadi yang mandiri. Supaya mereka bisa berkembang dan mampu berdikari hidup di desa. Tidak perlu lagi merantau. Selain itu desa ini juga butuh kader-kader masa depan yang sudah tertempa skillnya sejak dini dan punya wawasan  luas. Agar desa ini lebih maju lagi," ujar Wahab penuh harap.

Di ujung perbincangan, Kepala Desa yang low profile ini mengatakan bahwa dukungan dan kekompakan semua warga menjadi kunci penting kesuksesannya memimpin desa. 

"Itulah sebabnya saya mengedepankan transparansi. Kami sering rapat bersama BPD, Karang Taruna, tokoh masyarakat, pemuka agama, ketika akan merumuskan program.  Itu semua agar ada satu kesamaan visi sehingga saat dijalankan akan berjalan mulus," tambahnya.

Abdul Wahab juga masih punya satu obsesi  untuk membangun tempat wisata edukasi dengan memanfaatkan lahan Perhutani. "Mau kita jajaki pola kerjasamanya bagaimana. Nanti desa dan karang taruna biar mengkonsepnya. Biar Sukobendu makin terkenal," tandasnya.* (Yunus HS)

LihatTutupKomentar