-->

LAUNCHING PASAR ONLINE LAMONGAN: Gebrakan Bupati Fadeli Saat Pandemi


Peresmian Pasar Online Lamongan (POL)

LENSADESA. Minggu lalu Bupati Lamongan Fadeli, SH, MM, meluncurkan program barunya Pasar Online Lamongan (POL) yang bertujuan mengajak pedagang pasar dan masyarakat membiasakan berbelanja lewat transaksi elektronik. Pogram ini adalah yang pertama kalinya ada di Jawa Timur.

Peresmian POL dilaksanakan di Pendopo Lokatantra Pemda Lamongan. Banyak pejabat teras yang hadir. Termasuk Sekda Youronur Effendi, yang kini telah mengundurkan diri dari jabatannya karena akan maju dalam pencalonan Bupati periode mendatang.

Program POL ini digodog bersama dengan Bank Jatim yang akan menyiapkan sarana mobile bankingnya dan Perumda Pasar Lamongan yang menaungi para pedagang. Sementara suport dari Bank Indonesia diberikan dalam bentuk QRIS (Quick Response Code Indonesian Standart). Ikut hadir dan memantau langsung di acara ini, Difi Ahmad Johansyah, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Jatim.

Bupati Fadeli Meninjau Stand Pedagang

"Harapan saya lewat program ini Lamongan bergerak menuju smart city. Yakni, yang masyarakatnya akan terbiasa dengan transaksi online. Lebih mudah, lebih cepat, lebih praktis. Dan itu perlu dibangun kulturnya dari sekarang. Agar nantinya jadi terbiasa menjadi perilaku transaksi sehari-hari," jelas Fadeli.

 "Jadi, nantinya warga masyarakat tidak perlu susah-susah harus keluar rumah. Bagi pedagang juga lebih praktis dan efisien karena transaksi pembelian dengan harga pas. Tidak perlu lagi susah-susah cari uang kecil untuk susuk (kembalian). Semua enak bisa lebih enak bertransaksi. Aplikasinya juga sudah ada, tinggal download dan pilih mau bertransaksi apa," ucapnya.

Sementara itu, Dirut Bank Jatim, Busrul Iman, mengapresiasi positif peluncuran aplikasi POL oleh Pemda Lamongan tersebut. "Selama ini kelemahan pedagang adalah pencatatan transaksi. Dengan adanya aplikasi POL ini maka semua lalu lintas transaksi bisnisnya akan tercatat dengan baik. Ini sangat penting. Bukan saja untuk tahu rugi lama usahanya, tapi nantinya juga sangat bermanfaat saat mengajukan kredit usaha. Pihak bank akan bisa melihat kondisi usaha pedagang tersebut secara objektif," papar Busrul.

Hartono, Dirut PD Pasar Lamongan

Saat ditanya LensaDesa tentang peluncuran program POL ini, salah satu pengusaha jasa konstruksi alat-alat teknik, khususnya perbaikan AC, yang berkantor di Jalan Sunan Drajat, Mustiko Adi Wibowo, menyatakan ia pesimis program tersebut bisa bertahan lama. 

"Kultur masyarakat Lamongan ini masih sangat tradisional, yakni lebih suka belanja ke pasar. Lebih senang ketemu muka, ngobrol-ngobrol, tawar-menawar harga. Jadi, kalau tiba-tiba diminta berubah secara saklek kok saya tidak yakin bisa berjalan dengan mulus. Ya, mungkin bisa, tapi akan hangat-hangat tahi ayam. Satu, dua, tiga bulan orang masih mau mencobanya. Tapi nanti akan balik lagi ke pola konvensional. Secara umum pedagang kita belum siap berpindah ke transaksi nontunai. Itu bisa, tapi mungkin masih lama waktunya," ungkap pegiat komunitas entrepreneur Tangan Di Atas (TDA) area Lamongan ini.

Pasalnya, kata Mustiko, ia dan komunitasnya sudah pernah mencoba dengan pola yang mirip. Memindahkan ke transaksi online untuk bisnis para anggotanya. Namun, hal itu hanya bertahan beberapa bulan, dan secara teknis masih banyak menemukan kesulitan, sehingga akhirnya semua pelaku usaha yang tergabung dalam organisasinya kembali ke pola yang lama.

Soal kemungkinan adanya pesimisme dari masyarakat itu ternyata tidak ditampik oleh Direktur Utama PD Pasar  Lamongan, Hartono. Menurutnya, aplikasi Pasar Online Lamongan ini merupakan hal baru bagi sebagian besar pedagang pasar sehingga wajar saja kalau masih banyak yang terkejut.

Dukungan dari BI dan Bank Jatim

"Semua hal memang butuh proses. Tapi sebagai pengusaha, tidak boleh menolak inovasi baru. Itulah sebabnya, kita bukan hanya menyiapkan aplikasinya di play store. Ke depan, jelas akan ada edukasi dan pendampingan dari pihak terkait, terutama dari Bank Jatim dan BI. Hasilnya bagaimana ya kita lihat saja nanti. Yang pasti secara konsep, semuanya sudah kita planing dengan matang. Bahwa akan ada kendala, itu pasti. Tapi, kita harus tetap optimis dan terus bergerak lebih maju. Semua masyarakat bisa menyambut positif program POL ini supaya Lamongan benar-benar akan menjadi smart city sesuai harapan kita bersama," tandas Hartono.

Usai peresmian program POL dengan bersama-sama menekan tombol peresmian, Bupati Fadeli mengajak seluruh pejabat teras yang hadir untuk ikut meninjau sejumlah stand pedagang yang mengelilingi ruangan pendopo. Selain beramah tamah dan terlibat diskusi sejenak dengan sejumlah pedagang, Fadeli juga terlihat mencoba beberapa produk yang dipamerkan. Yang kebanyakan berupa sayuran segar, aneka hortikultura, makanan cemilan, produk minuman, dan jamu tradisional kemasan.* (Yunus HS / Miftah MM)


LihatTutupKomentar