-->

ILYAS, KEBAB ABABILLS LAMONGAN: Meroket Setelah Rajin Sedekah ke Orang Gila



LENSADESA. Bukan hanya Sego Boranan saja yang menjadi makanan buruan orang Lamongan. Menikmati kebab juga hal biasa saat ini. Itu sejak Kebab Ababills secara masif mengenalkan produknya. Yang dikenal lembut, legit, dan empuk. Ababills telah menjadi pilihan favorit warga Lamongan ketika mencari kebab.

Saat ini Kebab Ababills punya tiga outlet. Yang berada di Lamongan ada dua outlet. Pertama di depan Pegadaian Jalan Basuki Rahmat. Kedua, di Jalan Mastrip, Made. Yang satu outlet lagi ada di Brondong, Lamongan utara.

"Dulu waktu buka ya gak pakai planing-planingan segala. Yang jelas pengen punya usaha sendiri terus terpikir kebab. Akhirnya cari kontrakan dan langsung nekad buka. Nggak mikir macam-macam. Los aja. Dan ternyata langsung ramai. Saya sendiri kaget. Bahkan sempat takut kalau nanti tidak bisa memuaskan pelanggan. Tapi, alhamdulillah, itu tidak terjadi. Lancar-lancar saja sampai sekarang," ucap Ilyas, owner Kebab Ababills kepada LensaDesa.

Bahkan, ujarnya, saat ada badai korona beberapa bulan ini, omset kebabnya tidak mengalami penurunan berarti. Malah cenderung naik. "Mungkin karena di Lamongan ini Kebab Ababills sudah punya pelanggan fanatik. Jadi, adanya pandemi tak begitu berpengaruh," tandasnya.


Lebih banyak yang makan di tempat atau take away? "Kalau sekarang ini 90% take away. Orang juga lebih banyak berdiam di dalam rumah kan? Mereka kebanyakan pesan online lewat aplikasi. Lebih praktis," jelas mantan santri Pondok Pesantren Sabilillah Sukodadi ini.

Apa rahasia Kebab Ababills semakin meroket hingga menjadi pilihan utama penyuka kebab di Lamongan?  Menurut Ilyas, ada tiga tips yang ia praktekkan selama ini.

"Yang pertama tentu kualitas produk. Dalam hal ini soal rasa. Dan itu artinya harus terjaga kualitasnya sejak bahan baku. Pengolahannya tak boleh melenceng sedikit pun dari SOP Dapur. Karena rasa itu tidak pernah bohong. Lidah pelanggan harus dimanjakan dengan kualitas yang terjaga. Kebab Abaills pasti enak. Pasti enak ya Kebab Ababils," jelasnya.

Yang kedua, tutur Ilyas, servis kepada pelanggan. Dalam hal ini kecepatan dan keramahan harus dijaga. "Cepat merespon pesanan pelanggan dan ramah dalam melayani. Baik yang datang langsung maupun yang lewat aplikasi online. Pelanggan harus dibikin happy dan puas. Ini saya tekankan berkali-kali kepada cs. Termasuk kalau ada komplain dari pelanggan karena kirimannya keliru, harus varian A ternyata yang terkirim varian B karena pas tertukar dengan pesanan pelanggan lain. Itu harus cepat minta maaf dan cepat mengirim penggantinya," tandasnya.


Yang ketiga, kata Ilyas, dan ini agak unik, dia memainkan marketing langit untuk melariskan Kebab Ababills. Itu karena sebagai santri ia meyakini bahwa urusan rezeki itu kunci utamanya ada di langit. Kalau kita memakai marketing langit, maka Allah akan mencurahkan rezeki itu datang dengan mudah dan lancar saja.

"Saya itu setiap pagi punya kebiasaan memberi makan kepada orang gila. Di jalan-jalan saya cari tujuh orang gila dan saya berikan makanan untuk mereka. Belakangan malah salah satunya saya berusaha keras mencari orang gila yang rambutnya putih atau yang kepalanya plontos botak. Ini juga soal intuisi saja. Seru pokoknya. Gara-gara itu banyak orang malah menganggap saya ini gila. Padahal, saya ini justru mau ngurusi orang-orang gila itu," ujarnya disusul derai tawa.

Mengapa orang gila? LensaDesa mencoba mengejarnya. Ilyas mengatakan sebetulnya itu hanya soal pilihan saja. Kalau soal sedekah sebetulnya bisa kepada siapa saja yang dhuafa. Buktinya ia juga aktif di gerakan Sedekah Nasi Box Gratis tiap Jumat yang diadakan oleh komunitas TDA Lamongan.

"Sekali lagi ini soal pilihan saja kok. Saya cuma ingat kata-kata guru saja, siapa yang mengurus makhluk Allah, maka hidupnya juga akan diurus oleh Allah. Nah, orang gila itu kan nggak ada yang ngurus. Diurus Tuhan langsung sehingga bisa tetap hidup. Nah, porsi Gusti Allah itulah yang saya ambil, saya wakili. Moga-moga amalan itu membuat Allah tersentuh. Dan menjadikan usaha saya ini juga diberi banyak kemudahan dan keberuntungan. Itulah faktanya. Saya selalu ketemu orang gila dan Kebab Ababills juga tak pernah ada masalah," terangnya panjang lebar.


Konter Kebab Ababills selama ini hanya dibuka sore hingga malam saja. Menurut Ilyas, itu bukan soal makanan ini lebih tepat dikonsumsi malam hari atau tidak. Tapi ada alasan tersendiri yang dijadikan prinsipnya dalam berbisnis.

"Sebetulnya bisa saja saya buka pagi hingga malam. Tapi, saya tidak ingin serakah dalam mencari rezeki. Biarlah kalau pagi hari itu jatah rezeki dengan warung-warung kuliner lainnya. Biar semuanya bisa sama-sama maju. Selain itu biar pagi sampai siang karyawan bisa menghemat energinya supaya selepas sore sampai malam mereka bisa melayani pelanggan secara optimal. Intinya saya merasa cukup dengan kondisi sekarang ini. Nggak mau ngoyo dalam mencari uang. Rezeki sudah diatur dari Atas," pungkasnya.* (A.K. Ebo)
LihatTutupKomentar