-->

MAZROATUL, SMA MUHIBA, BABAT: Sabet Juara 1 Pidato Daring Nasional


MAZROATUL. Didampingi Kepala Sekolah Agus al-Chusairi.


LENSADESA. Kembali SMA Muhammadiyah 1 Babat menorehkan prestasi. Kali ini lewat penampilan Mazroatul Khoiroh Ummah. Siswa kelas dua MUH1BA yang menyabet Juara 1  Lomba Pidato Daring Tingkat Nasional.

Di tengah musim pandemi ternyata SMA Muhammadiyah 1 Babat masih bisa menambah prestasi siswanya. Kajian-kajian keagamaan juga masih rutin diadakan di sekolah meski dengan protokoler yang ketat. Setiap ada informasi kontes atau perlombaan juga tak pernah luput diikuti.

"Sesuatu motto SMA Muh1ba. Belajar, Berprestasi, Berpahala. Iklim itu yang selalu kita tekankan kepada semua siswa. Dalam kondisi apapun mereka harus tetap belajar, tetap mengejar prestasi, dan menjalaninya dengan sungguh-sungguh agar berbuah pahala," ujar Agus al-Chusairi, Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah 1 Babat kepada LensaDesa.


Saat Wakasek Kesiswaan, Pitut Saifudin Yunus, membawa informasi adanya lomba pidato nasional secara virtual yang diselenggarakan oleh  Manicsa, sekolah langsung mencari siswa berbakat yang bisa diutus untuk berlaga di event ini. 

"Kita kemudian menunjuk kepada Mazroatul Ummah untuk bersiap diri berkompetisi karena sebelumnya sudah sering juara pidato meski bukan level nasional. Tapi, kesempatan ini harus kita coba. Sekaligus untuk semakin mengasah kemampuan softskill siswa kita," jelasnya.

Informasi lomba pidato secara daring itu didapatkan pada akhir Agustus . Karena waktunya mepet, tinggal semingguan, maka Mazroatul menyiapkan materi yang aktual saat ini, membawakan tema hikmah dibalik corona. Guru ekstrakuler, Mukzizah Ayu, sangat membantu persiapan Mazroatul.  Mulai mengoreksi materi, memberi masukan gerakan wajah, tempo suara, jeda kalimat, dan sebagainya. Sampai semuanya perfek.

"Buat saya ini adalah pengalaman pertama. Jadi, ada bingungnya juga. Biasanya lomba pidato kan langsung menghadapi audiens. Ini kan hanya berhadapan dengan laptop. Bikin sering kikuk. Jadi, kayak orang gila ngomong sendiri gitu. Untung Bu Zizah sabar mendampingi dan memberi masukan. Jadi,  sebelum tampil resmi dalam lomba malah Bu Zizah  sudah kayak juri yang killer. Kalau ada kesalahan harus diulang dan diulang lagi. Tapi, latihan itu yang membuat jadi lebih rileks menghadapi laptop dan ngomongnya jadi lancar dan terukur ketika sudah lomba betulan. Akhirnya bisa meraih juara satu ini," kenang Mazroatul.


JUARA 1 NASIONAL. Membanggakan  Sekolah.


Tentu saja, kemenangan ini membuat Mazroatul senang dan bangga. Apalagi sebetulnya ia tak pernah menyangka atau menargetkan menjadi juara. Mengingat ini adalah even nasional yang pesertanya dari seluruh Indonesia dan hebat-hebat semua. Maka target yang dipasang di awal hanyalah bisa tampil sebaik mungkin agar bisa masuk ke babak final. 

"Jadi, menyabet Juara 1 ini kayak dapat durian runtuh saja. Tidak ditargetkan tapi dapat diraih. Apalagi ini penampilan pertama secara daring. Benar memang kata pepatah, ketekunan berlatih akan mendapatkan buahnya. Akan bisa mengalahkan yang berbakat lainnya tapi kurang tekun berlatih," ujar siswi yang juga aktif di IPM (Ikatan Pelajar Muhammadiyah) ini.

Dalam lomba pidato Manicsa itu, Mazroatul tampil dua kali. Yang pertama tampil di babak penyisihan pada 7 September 2020 yang diikuti oleh ratusan peserta dari seluruh Indonesia. Yang kedua, tampil di babak final pada 14 September 2020. Yang akhirnya dinobatkan sebagai Juara 1 Nasional pada 15 September. Pada saat grand final itu Mazroatul berpidato membawakan tema Berbakti Kepada Orang Tua Pembuka Gerbang Kesuksesan, yang mengambil referensi dari kisah perjalanan hidup Uwais al-Qorny. Sebuah kisah sahabat Rasulullah yang sangat menggugah hati.

Meraih Juara 1 Lomba Pidato Daring Nasional ini sekaligus juga melengkapi prestasi Mazroatul sebelumnya yang telah beberapa kali meraih juara lomba pidato. Pernah menjadi Juara Lomba Pildacil Milad Aisyiah. Beberapa kali juara pidato di kecamatan. Pernah menjadi juara lomba tilawatul Quran.

Kepada LensaDesa, Mazroatul menitipkan pesannya kepada semua pelajar Indonesia bahwa mumpung masih muda mencoba setiap peluang untuk berprestasi itu harus dilakukan. Dan tidak perlu memikirkan akan menang atau kalau. "Yang penting berani dulu memulai, kemudian menikmati prosesnya, lama-lama kemampuan kita akan terasah. Dan prestasi akan datang dengan sendirinya. Buktinya yang saya alami ini. Awalnya nggak nyangka juga bakal juara nasional. Yang penting tidak alergi dengan kritik. Semua masukan dari guru-guru selalu saya catat untuk evakuasi dan perbaikan. Pokoknya harus tetap semangat dan optimis. Ayo kita isi masa muda dengan banyak prestasi," ucap Mazroatul berapi-api.* (Yunus Hanis Syam)

LihatTutupKomentar