-->

PELITA ACADEMY: Sekolah Bisnis Gratis Untuk UKM Lamongan

PELITA ACADEMY: Sekolah Bisnis Gratis Untuk UKM Lamongan 

LENSADESA - Banyak yang belum tahu bahwa ada sekolah bisnis gratis di  Lamongan. Namanya Pelita Academy. Lokasinya di Jalan Dr Wahidin 107 Lamongan.

Adalah Suharjanto Widhi yang memelopori keberadaan sekolah ini. Sekaligus mengangkat dirinya sebagai Rektor. Ia mendirikan  Pelita Academy karena prihatin tidak ada sekolah bisnis yang bisa membimbing warga Lamongan terutama anak-anak muda dan ibu rumah tangga yang ingin terjun ke dunia usaha. 


Pelita UKM berdiri secara resmi 2 Mei 2019 dengan gunting pitanya dilakukan langsung oleh Sekda Lamongan Yuhnorur Effendi. Dengan visi besar ingin meningkatkan jumlah entrepreneur baru di Lamongan supaya iklim bisnis bisa tumbuh dan perekonomian masyarakat bisa meningkat.

Tentu Widhi tidak sendiri mengembangkan Pelita Academy. Dia mengajak teman-temannya yang lain yang satu visi. Dalam operasionalnya ia dibantu oleh Andre Wijaya, Dewi Ana, dan Heri Purwanto. Uniknya, sekolah bisnis ini tidak memungut bayaran pada siswa yang ikut kelasnya.

Gerakannya yang terbilang radikal itu ternyata mendapat dukungan dari banyak pihak. Baik dari para pengusaha, tokoh masyarakat, maupun kalangan umum. Juga dari Dinas terkait. Bahkan untuk kelas kuliah umum bisnis yang diikuti ratusan orang, Pelita diberi fasilitas oleh Disperindag untuk memanfaatkan aulanya secara gratis asal untuk kegiatan entrepreneur.



"Tidak ada bayar SPP seperti sekolah pada umumnya. Di Pelita semua kegiatan di sengkuyung bersama. Sesuai prinsip pengusaha. Harus ulet dan yakin bisa. Asal dilakukan bersama-sama dan tekadnya kuat. Akan selalu ada jalan keluar. Prinsip pengusaha adalah melihat peluang dan membuatkan solusinya. Dan tidak ada yang tidak mungkin," ujar Widhi.

Pelita mengajarkan ilmu bisnis praktis bagi siswanya. Itulah sebabnya pengajar yang diundang juga dari kalangan praktisi usaha, para pengusaha sukses. Materi kurikulumnya dibuat sendiri. "Dibuat simpel, aplikatif, dan solusif. Supaya keluar dari ruang kuliah langsung bisa praktik buka bisnis. Atau, bagi yang sudah punya usaha tahu caranya mendongkrak omset bisnisnya. Sudah nggak ada teori-teori ilmiah lagi. Pokoknya yang diajarkan, praktis dan aplikatif," tandas Widhi.

Puluhan orang yang sudah bisa sukses setelah mengikuti program sekolah bisnis Pelita ini. Ada yang nol pengetahuan tentang bisnis, kini sudah berani membuka usaha. Ada ibu rumah tangga yang sekarang tahu caranya punya usaha sampingan dengan membuat usaha camilan atau laundry. Ada yang tidak punya modal yang kini bisa menjadi reseller produk dari teman-temannya sesama anggota Pelita.

Salah satu yang merasakan manfaat adanya sekolah bisnis Pelita adalah Mas Nur dari desa Gambuhan, Kalitengah, Lamongan, yang usahanya adalah produksi songkok. 

"Sejak ikut kelas Pelita Academy saya jadi tambah wawasan tentang strategi marketing. Ada cara konvensional, ada cara modern. Yakni lewat online marketing. Ilmu ini sangat membantu sekali dalam mendongkrak penjualan. Semakin mudah untuk mendapatkan agen atau reseller baru," ujar Mas Nur, pemilik merk songkok Fadhilah ini, mengakui.

Pelita Academy sesekali juga mendatangkan pembicara dari luar kota. Untuk memberi wawasan yang lebih luas kepada siswanya. "Kadang saya datangkan dosen dari Unair. Kadang motivator bisnis dari Yogya dan Malang. Kadang dari kalangan perbankan untuk memberi materi praktis tentang manajemen keuangan dan kredit usaha perbankan. Pendeknya, saya mau memberikan yang termudah pada siswa. Juga sebagai bentuk bakti saya sebagai warga Lamongan untuk kampung halaman," jelas Widhi.



Dalam setahun Pelita Academy membuka empat angkatan. Setiap angkatan akan diisi dengan sepuluh kali pertemuan. Rata-rata diisi 50 siswa dari yang belum punya usaha sampai yang sudah punya bisnis tapi banyak kendala. Selanjutnya tinggal dibimbing di komunitas alumni Pelita. Di komunitas alumni ini masing-masing bisa berkelompok dengan bisnis yang serupa atau berhubungan. Mereka bisa saling berbagi pengalaman atau saling bekerja sama untuk saling mendongkrak omset bisnisnya.

"Bagi kami komunitas itulah yang lebih penting. Semua problem bisnis bisa diselesaikan di sana. Seberat apa pun masalah kalau dipikul sendiri akan terasa berat. Tapi jika dipikirkan bersama oleh komunitas akan menjadi ringan dan mudah menemukan solusinya. Faktanya, banyak yang bisnisnya merangkak naik setelah mendapatkan ilmu baru dari Pelita," ujar alumni Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga ini.

Widhi bermimpi sekolah bisnis Pelita Academy ini akan terus berjalan  sampai kapan pun. Supaya ada wadah menimba ilmu bagi yang ingin terjun ke dunia bisnis. Terutama anak-anak muda milenial yang sudah mulai tidak tertarik menjadi pegawai negeri tapi menyukai kebebasan waktu.

"Bukankah untuk sukses itu butuh ilmu? Kalau tidak punya ilmunya apa pun yang kita lakukan akan mudah tersesat. Pelita siap memberikan jalan tol menuju kesuksesan menerjuni dunia bisnis itu. Silakan bergabung!" tutur Widhi di ujung perbincangan.* (Yunus)
LihatTutupKomentar