-->

GOWES SLOW SEDULURAN: Cara Warga Sukobendu Guyub Sehat dan Senang


LENSADESA - Trend gowes rame-rame ternyata bukan cuma milik orang kota. Buktinya di Desa Sukobendu, Mantup, Lamongan, hobi naik sepeda bareng-bareng itu pun juga ada dan agenda kegiatannya terbilang aktif.

Namanya GSS. Gowes Slow Seduluran. Disepakati berdiri secara resmi 14 April 2020 di Desa Sukobendu. Dengan kesepakatan pula ditunjuk nama Jack Sumaryono sebagai Kepala Suku.

Pagi ini Minggu 14 Juni 2020 mereka secara resmi melaunching uniformnya. Seragam hitam hijau yang bercorak ceria. Acara launching ditandai dengan Gowes bersama dengan uniform kebanggaan. Start mulai dari posko  Gazebo GSS di Jalan Raya Sukobendu-Tlanak No 99, di satu sudut halaman rumah Jack Sumaryono. Jika malam hari Gazebo ini juga sering dipakai anggota GSS untuk nongkrong, ngopi, sambil diskusi.

Jack Sumaryo. Kepala Suku GSS

Inisiator berdirinya kelompok sepeda gowes GSS ini ada empat orang: Jack, Anas, Yudhi, Miftah. Motto grupnya juga GSS. Guyub, Sehat, Senang. Inti dari peseduluran yang mereka cita-citakan bersama.

"Sebetulnya hobi sepedaan ini sudah lama. Tapi jalan sendiri-sendiri. Nah pas ada covid dan sebelum bulan puasa itu, sore-sore banyak yang ketemu di jalan, dekat toko Magnet Bumi barat Balai Desa. Akhirnya omong punya omong kok sepakat dibuat grup saja. Akhirnya terbentuk GSS ini. Yang anggotanya lintas kalangan. Tua muda laki perempuan boleh masuk. Setelah itulah kita sering gowes bareng. Terutama pas hari Minggu," ujar Jack, sang Kepala Suku, mengawali ceritanya.

Gowes rame-rame ternyata lebih seru. Akhirnya dibuatlah jadwal yang disepakati bersama. Sejauh ini sudah banyak rute yang dilewati. Bukan hanya lintas desa, bahkan lintas kecamatan.


"Paling sering rute Sukobendu ke Waduk Gondang karena sambil ke tempat wisata. Pulangnya lewat Sugio tembus Kembangbahu dan muter sampai lagi di Sukobendu," tambah pria enerjik yang berprofesi sebagai Manteri Hewan ini. 

Rute lain yang dilalui adalah menuju Kecamatan Ngimbang lewat Desa Wudi dan Pataan. Pulangnya menerobos desa-desa yang tembus Waduk Gondang, Kecamatan Sugio. Baru balik ke Sukobendu. Kali lain mereka mengambil ke arah Kecamatan Kedungpring atau arah Kecamatan Tikung.

 "Semua tergantung kesepakatan saja. Mana rute baru yang lebih menantang. Semua spontan saja. Di GSS ini demokratis, tugas saya ya hanya ketok palu saja. Aspirasi ada di semua anggota. Yang penting semua senang, sehat, bahagia," jelas Jack disusul tawa riang.

Apa syarat masuk GSS. Ternyata tidak rumit. Cukup dengan mempunyai sepeda, membayar uang kas dan kaos uniforn sebesar Rp 150.000,- dan siap diajak gowes bersama. Otomatis sudah tercatat sebagai anggota GSS.

Anggota GSS juga tidak cuma warga Desa Sukobendu ternyata. Ada beberapa orang dari desa lain di sekitarnya. Total kalau dijumlah ada enam puluhan orang. Tapi yang aktif dan militan sekitar separuhnya. Setiap Minggu pasti jalan. Kadang seminggu bisa dua kali.



"Kita ini kan grup paseduluran, Mas. Jadi, ya siapa saja sebetulnya bisa masuk. Ini grup untuk senang-senang. Biar sehat jiwa raga. Jadi pesedulurannya juga tanpa batas. Lintas profesi, lintas usia. Yang penting happy dan guyub," jelasnya.

Rute yang akan dilalui sebagai pertanda launching seragam atau uniform GSS kali ini adalah berangkat dari titik basecamp di Sukobendu. Lanjut ke desa Wudi ke desa Wonokoyo, tembus ke Sekidang. Rehat sejenak untuk berbagi cerita dan melepaskan penat baru lanjut ke desa Wangun, terus ke desa Lawangan Agung, dan sampai kembali ke Sukobendu. Total pesertanya 22 orang yang bisa ikut Gowes Launching Uniform kali ini.

"Ke depannya kita ingin grup ini bukan sekedar menjadi grup olahraga. Tapi juga aktif di kegiatan sosial. Mungkin ya donor darah, bagi-bagi sembako ke kaum dhuafa, atau malah bedah rumah. Intinya senang-senang yang bermanfaat. Dan ada misi sosialnya. Supaya hidup kita bisa sehat dan bermakna. Seimbang jiwa raga.  Itu semua cita-cita kita bersama," tandas Jack GSS kepada LensaDesa menutup perbincangan.* (Miftah MM)
LihatTutupKomentar