-->

MOKH KOSIM, KAPOLSEK MANTUP: Sering Didapuk Jadi Khatib, Sisipkan Edukasi Hukum

 

LENSADESA. Polisi yang satu ini memang unik. Berbeda dengan polisi pada umumnya. Secara formal jabatannya adalah Kapolsek. Tapi, dalam menjalankan tugasnya justru sering didapuk oleh masyarakat untuk menjadi khatib Jumat atau tausiah pengajian. Apakah hal itu membebani atau justru menguntungkan?


"Ya memang ini sebetulnya serba kebetulan. Kalau membebani sih tidak. Tapi, dalam hal-hal tertentu justru sangat menguntungkan. Karena bisa sekaligus menyampaikan info-info penting kepada masyarakat tanpa harus susah-susah mengumpulkannya. Makanya tawaran menjadi khatib Jumat atau tausiah selalu saya iyakan," ucap Mokh Kosim, SH, Kapolsek Mantup, Lamongan mengawali perbincangan.


Polisi yang bisa jadi khatib Jumat atau penceramah memang tidak banyak. Nah,  Kosim justru mengambil peluang itu. Boleh disebut, aktivitasnya itu  menjadikannya sebagai polisi plus. 



"Beruntung waktu kecil saya ngaji, mondok, dan belajar agama. Dan sampai sekarang masih sowan ke kiai-kiai. Ikut pengajian. Sehingga saya merasa cukup punya bekal untuk memberikan materi kegamaan saat didapuk jadi khatib atau memberi tausiah kepada warga," ucapnya kepada LensaDesa. 


Di sela-sela ceramah itulah, lanjut Kosim, program kepolisian sering ia sisipkan sebagai edukasi sehingga informasi yang penting dan aktual bisa sampai ke masyarakat luas. 


"Khususnya yang menyangkut soal hukum atau program pemerintah yang terkait dengan peraturan-peraturan baru. Hal-hal yang urgen bisa lebih cepat kita sampaikan ke masyarakat," tandas bapak dua anak yang asli dari Mojokerto ini.




"Yang jelas, saya sudah menjabat setengah tahun dan rasanya menyenangkan bertugas di Mantup. Bukan hanya menjadi dekat dengan kampung halaman. Tapi, saya bisa dekat dengan masyarakat sini yang tak jauh beda kulturnya dengan Mojokerto. Mantup ini memang pendekatannya lain. Masyarakatnya lebih agamis. Makanya saya akan terus berusaha dekat dengan masyarakat dalam menjalankan tugas-tugas kepolisian dengan pendekatan yang lebih humanis," ujarnya. 


Sebenarnya sudah lima tahun lebih Kosim bertugas di  Lamongan. Sebelum menjabat sebagai Kapolsek Mantup, ia telah bertugas lama sebagai Kapolsek Glagah. Tepat Agustus 2021 baru mendapatkan SK baru, yakni bertugas di Mapolsek Mantup menggantikan AKP Nur Fadhilah.


Yang menyenangkan baginya adalah bahwa kesadaran hukum masyarakat Mantup yang terdiri atas 15 desa ini cukup tinggi. Buktinya tingkat kriminalitasnya rendah. Ada jenis-jenis gangguan kamtibmas tapi itu hanya riak-riak kecil. 


"Ya semacam kenakalan remaja masih sering kita jumpai. Tapi itu bisa kita atasi tanpa harus melibatkan tingkatan kepolisian yang lebih tinggi. Personil kita memang terbatas. Tapi bisa bekerja secara efektif. Itu tadi kita mengutamakan pendekatan humanis. Kita tingkatkan kesadaran hukumnya. Kalau ada gesekan-gesekan kecil di lapisan masyarakat bawah kita upayakan mediasi dengan melibatkan tokoh-tokoh setempat. Pokoknya saya ingin Mantup ini di bawah penegakan hukum yang saya pimpin harus aman, nyaman, dan tenang," jelasnya panjang lebar.



Apakah ketika didapuk jadi khatib Jumat atau mendadak diminta warga memberi tausiah, Kapolsek yang grapyak ini pernah kehabisan bahan?


"Kalau itu tidak pernah. Saya selalu siap dengan bahan ceramah atau tausiah. Karena pada dasarnya saya juga senang buku-buku agama. Jadi, banyak bekal yang mengendap di kepala. Atau kalau ada yang lupa, gampang. Tinggal buka google atau youtube sebentar, sudah dapat bahannya dan tinggal dikembangkan sesuai isu aktual yang berkembang. Jadi, kalau soal materi yang disampaikan, sama sekali tidak ada kendala," tandasnya.


Menurut Kosim, ia sangat enjoy bertugas di Lamongan ini. Setidaknya, ia bisa lebih cepat mampu membaur dengan masyarakat. Di awal tugasnya dulu, ia sempat bertugas di Bima, Nusa Tenggara Barat. Lebih dari empat tahun. Karena berada di lingkungan baru maka ia membutuhkan waktu agak lama untuk menyatu dan membaur karena terlebih dahulu harus mempelajari kultur setempat, bahasa, dan juga pola hubungan sosial di masyarakatnya.



Namun demikian, sebagai polisi ia sudah siap ditempatkan di mana saja di wilayah Indonesia ini. Untuk melaksanakan tugas-tugas hukum dan tempat warga masyarakat menyelesaikan perkaranya yang tidak bisa diselesaikan sendiri. 


Kebetulan saja penugasannya di Kecamatan Mantup saat ini bersamaan dengan datangnya pandemi covid. Jadi, begitu dilantik ia sudah dihadapkan pada tugas yang luar biasa banyak. Mulai sosialisasi prokes, operasi yustisia, hingga edukasi masyarakat tentang vaksinasi berikut penjagaannya agar tidak terjadi kerumunan yang berisiko tinggi.


"Sebagai abdi negara yang memang harus dekat, melayani, dan mengayomi masyarakat, saya memang harus siap beradaptasi, mudah bergaul, dan  belajar hal-hal baru. Semuanya demi agar suasana kondusif selalu terjaga dan kehidupan masyarakat benar-benar tertib, nyaman, dan aman," ujar Kosim di akhir perbincangan.* (YUNUS HANIS SYAM)


LihatTutupKomentar