-->

SYAIFUDIN ZUHRI, TIKUNG: Gara-Gara Limousin Jadi Incaran Banyak Pejabat

 





LENSADESA. Datanglah ke Desa Pulanggot, Wonokromo, Tikung, Lamongan. Ternyata ada peternakan sapi  berskala besar di desa ini. Pelopornya adalah H. Syaifudin Zuhri. Hasil ternaknya jadi incaran para pejabat. Mulai bupati, gubernur, hingga keluarga presiden.


"Bu Khofifah, Mas Kaesang, belum lama datang ke sini. Pesan lebih dari sepuluh ekor sapi jenis Limousin untuk berbagai acara. Ada juga dari PT Berdikari Jakarta sedang penjajagan dengan kita. Kalau Bupati Lamongan memang sudah langganan sejak dulu. Dan banyak juga pengusaha dan pejabat lainnya yang beli di sini, meski hanya satu dua ekor. Setidaknya bisa ikut mengenalkan nama Lamongan ke kalangan elit lewat ternak sapi berkualitas," ujarnya bangga.


Karena pengalaman panjang dan keberhasilannya mengembangkan sapi Limousin inilah ia kemudian mengajak warga lainnya ikut terlibat. "Saya mengajak warga untuk membentuk kelompok ternak sapi Limousin. Kami beri nama Sumber Jaya. Itu doa, supaya kesuksesan akan terus menyertai kami semua. Saya tidak ingin sukses sendirian. Makanya yang lain saya ajak dan sekaligus saya bimbing. Dari sini paling tidak kita bisa mengembangkan 300 ekor sapi Limousin setiap tahun," paparnya.




Syaifudin memang fokus mengembangkan penggemukan sapi Limousin sejak tahun 2010 silam. Dimulai dari mencoba sepuluh ekor akhirnya sekarang berkembang hingga ratusan ekor. Yang dipelihara di beberapa kandang besar. Tiap kandang berisi 50 ekor. Setiap hari tak kurang dari sepuluh orang yang terlibat untuk mengontrol kandang sekaligus memberi pakan.


Tapi, mengapa pilihannya jatuh ke sapi Limousin? Bukan sapi jenis lainnya?


"Memang akhirnya kita fokuskan ke Limousin. Karena banyak sekali kelebihan dari sapi ini. Apalagi jika dibandingkan sapi lokal. Kalau secara umum keunggulannya terletak pada empat hal: masa penggemukannya relatif lebih cepat, sapi lebih tahan stres dan kebal penyakit, dagingnya lebih empuk kalau untuk konsumsi, dan bobotnya bisa di atas satu ton kalau perawatannya bagus," jelas Syaifudin.


Sedangkan dari segi perawatan, tambahnya, memelihara sapi Limousin dengan sapi yang lain relatif sama. Memberi pakan harus tiga kali sehari, minimal seminggu sekali harus dimandikan, dan secara periodik harus diberi obat cacing dan vaksin. "Tapi, hasil Limousin ini jelas jauh lebih menguntungkan dibandingkan sapi biasa. Apalagi pemasarannya mudah. Bukan kita yang mencari pembeli, tapi pembeli yang mencari-cari kita," tandasnya.



Sapi Limousin dari Tikung ini memang jadi incaran banyak orang. Mulai yang berharga Rp 30 juta, Rp 50 juta, Rp 75 juta sampai yang Rp 100 juta ke atas. "Tergantung bobotnya. Kami pernah punya yang bobotnya mencapai 1,2 ton karena ada yang pesan bobotnya harus di atas 1 ton untuk keperluan kurban Idul Adha," ujarnya.


Satu-satunya kelemahan dari penggemukan sapi Limousin adalah kandangnya harus luas. "Karena Limousin ini sapi yang besar dan panjang. Jadi, harus dibuatkan kandang yang sesuai. Kandangnya harus besar dan terbuka, serta selalu dijaga kebersihannya," ungkapnya.


Menurut Syaifudin, mengembangkan sapi Limousin di desanya sangat cocok dan tidak ada kendala berarti. "Karena sumber dayanya ada semua di sini. Ada lahan yang luas untuk kandang. Ada banyak jerami yang berlimpah dan mudah mendapatkannya. Untuk makanan tambahan berupa biji-bijian, bungkil palawija, atau bekatul juga tidak susah mencarinya. Selain itu, warga juga sudah terbiasa memelihara sapi sehingga tidak sulit kalau diajak berpindah ke jenis Limousin. Untuk rumput gajah, kita malah punya lahan budidaya sendiri sehingga tak pernah kehabisan stok," jelasnya kepada LensaDesa.




Kunci lain dari kesuksesan beternak sapi Limousin juga diungkap Syaifudin. Apa itu? Ia selalu mengingatkan kepada semua anggota kelompok agar tidak lupa menghitung zakatnya lalu menyalurkan kepada yang berhak. "Yang kita lakukan ini kan sudah jenis perniagaan, jadi faktor zakat tidak boleh lupa dihitung. Kalau itu diabaikan pasti usaha ini tidak akan berkah," ucap suami Halimatus Sadiyah ini tandas.


Bagaimana kalau ada warga Lamongan lainnya yang ingin belajar beternak sapi Limousin ke Sumber Jaya? "Oh, dengan terbuka dan senang hati kita terima. Nanti bisa lihat ke kandang dan anggota akan menerangkan sejelas-jelasnya," ujarnya menutup perbincangan.* (YUNUS HANIS)

LihatTutupKomentar