-->

IDUL ADHA DI MASJID ALNEKADIYAH, SOGO: MEMBLUDAK, SEMBELIH 9 HEWAN KURBAN

 


LENSADESA. Selasa pagi 20 Juli 2021 saat matahari bersinar sangat cerah pemandangan berbeda tampak di masjid Mbakung dan pelataran  Pesantrend Al-Nekadiyah, Desa Sogo, Babat, Lamongan. Berbondong-bondong warga desa datang untuk melaksanakan shalat Ied. Tak kurang dari 400 jamaah. Setelah usai shalat dilanjutkan dengan acara makan bersama dan penyembelihan hewan kurban.


"Alhamdulillah, semua proses berjalan lancar. Ini adalah yang ketiga kali shalat Ied dilaksanakan di masjid Mbakung sejak berdirinya empat tahun lalu. Ini atas kehendak warga masyarakat sendiri. Kami hanya memfasilitasi aspirasi saja. Untuk kebaikan semuanya," ujar Aris Tiono, Dirut Pesantrend Al-Nekadiyah sekaligus sebagai pengurus Masjid Mbakung Sogo.




Khutbah Idul Adha kali ini disampaikan oleh Ustad Umar Faruq dari Langitan yang menjelaskan tentang inti pengorbanan dalam peristiwa Idul Adha. Pengorbanan antara bapak dan anak untuk nilai yang lebih besar. Pengorbanan seorang ayah terhadap anak kesayangannya dan pengabdian anak terhadap orang tuanya. Hanya demi mengikuti perintah Allah dan mencari ridho-Nya.


"Di jaman yang semakin kepitalistik dan materialistik ini orang seringkali lupa bahkan tega terhadap orang lain. Tidak peduli kepentingan dan keselamatan orang lain. Hanya mementingkan egonya sendiri. Idul Adha mengingatkan kembali betapa pentingnya kita memutus atau memotong sikap egoistik itu karena sebagai hamba Allah kita punya kewajiban memikirkan kehidupan saudara muslim yang lain. Punya semangat berbagi. Siap membantu dengan yang bisa. Apalagi dalam situasi pandemi seperti sekarang. Idul Adha juga mengingatkan bahwa ketika kita berbagi berikanlah yang terbaik. Seperti Ibrahim, yang mengorbankan apa yang paling dicintainya. Ismail. Idul Adha juga harus menjadi momentum kegembiraan dan kebahagiaan bersama. Mulai hari ini semoga tidak ada yang susah makan atau kelaparan lagi," tandas sang khatib.




Khutbah Idul Adha kali ini berlangsung lebih ringkas dari biasanya. Namun begitu, pesannya sangat mengena. Selesai khutbah jamaah langsung dipersilakan menikmati hidangan yang telah disiapkan. "Sunahnya kan begitu, kalau Idul Adha tidak boleh sarapan dulu ketika berangkat dari rumah. Makanya kita siapkan lebih 300 porsi di sini dan semuanya tandas," ucap Aris.


Selesai acara makan pagi bersama acara dilanjutkan dengan penyembelihan hewan kurban. Ada tiga ekor sapi dan enam ekor kambing yang disembelih. "Cak Hoed sebagai eksekutornya. Cak Gatot sebagai tukang hipnotis sapinya, dan Cak Sulis yang menyiapkan segala perangkatnya. Alhamdulillah, daging bisa kita bagi rata ke semua warga tanpa kecuali, sekitar 400 paket daging. Ada juga tukang becak dan beberapa preman yang datang ikut membantu mencacah daging. Pulangnya kita suruh ambil daging sesukanya, secukupnya, pokoknya semua yang datang ke Masjid Mbakung Pesantrend al-Nekadiyah ini harus kenyang, gembira, dan pulang bisa menyenangkan keluarganya," ujar Aris berapi-api.






Masjid Mbakung Pesantrend Al-Nekadiyah adalah masjid yang didirikan secara swadaya oleh para alumni SMP Negeri 1 Babat yang punya visi yang sama untuk membuat satu legacy bagi masyarakat Babat. Dibangun di tengah-tengah hamparan persawahan di pinggiran desa dan dekat rawa, selama empat tahun ini telah menjadi jujugan para petani ketika siang atau sore hari selepas bekerja di sawah. "Mereka bisa singgah ke masjid ini untuk shalat, mandi, atau beristirahat sejenak sebelum pulang ke rumah masing-masing. Pada awal berdiri kita sempat dicurigai mau mendirikan aliran sesat. Tapi seiring waktu masyarakat tahu bahwa kita membangun masjid ini untuk semua orang," terang Aris yang punya hobi mencetak bonsai ini.


Ditambahkannya, sebulan sekali, pas bulan purnama di Pesantrend al-Nekadiyah diadakan acara spesial bertajuk Tadabur Kehidupan. Acaranya dimulai sehabis Isyak dan berakhir bebas, bahkan pernah sampai subuh. Tema yang dibahas rupa-rupa. Kadang tentang trik-trik bisnis, konsep-konsep kepemimpinan, ilmu-ilmu pengembangan diri, tips public speaking, sharing entrepreneur, ilmu branding, digital marketing, dan sebagainya. Intinya yang sedang aktual itulah yang didiskusikan bersama. Pembicaranya  didatangkan dari berbagai kota. "Bahkan Direktur Microsoft dan beberapa pengusaha property nasional pernah kita undang ke sini untuk berbagi ilmu," ujar Aris.





"Pokoknya pengajiannya bukan kitab kuning atau fikih. Kita mengkaji ilmu-ilmu aktual dan aplikatif. Makanya kita sebut acaranya Tadabur Kehidupan. Acara ini terbuka untuk siapa pun. Syaratnya cuma betah melek, mau diajak makan kenyang, dan tidak fanatik golongan. Orang partai apapun boleh masuk. Karena tujuan kita adalah mendapatkan ilmu untuk pengembangan potensi diri, pemberdayaan masyarakat, dan membangun network yang lebih luas," tandasnya.


Selama ini peserta Tadabur Kehidupan datang dari mana-mana. Lamongan, Gresik, Sidoarjo, Tuban, Jombang,  Yogya, Salatiga, bahkan Bogor dan Jakarta.* (FAQIN HAIKAL)

LihatTutupKomentar