-->

AHMAD RIWANTO, IDESAIN KREATIF: Modal Laptop Kuliah Kini Jadi Juragan Boks Kemasan

 


LENSADESA. Orang tuanya semenjak kecil menekankan pendidikan sebagai hal yang sangat penting. Itulah sebabnya Akhmad Riwanto didorong untuk melanjutkan kuliah selepas SMA. Karena keterbatasan biaya, ia diminta memilih jurusan yang aplikatif. Agar sambil kuliah  ilmunya sudah bisa dimanfaatkan untuk mencari uang sendiri. Tujuannya, agar tidak  terlalu memberatkan beban orang tua yang masih harus memikirkan pendidikan adiknya.


"Makanya saya daftar kuliahnya di MSD. Modern School of Disain Yogya yang di Jalan Taman Siswa. Belajar desain dan ilmu percetakan dari sana. Semester kedua sudah ada proyek kecil-kecil. Dari membuatkan spanduk, kartu nama, brosur, stop map seminar, buku yasin, dan semacamnya. Infonya dari mulut ke mulut saja. Tapi selalu ada orderan. Cukup buat bayar kos dan makan," kenang Iwan, panggilan akrabnya.


Setelah lulus kuliah, ia mengajak satu orang temannya untuk patungan menyewa kantor kecil di Gedongkuning. Lalu membuat nama Idesain Kreatif sebagai brandnya. Karena ingin profesional maka ia buat brosur dan kirim email ke banyak instansi. Menawarkan segala produk cetakan. Berharap ada ada nyantol dari ratusan email penawaran yang dikirimkan.




"Alhamdulillah, beberapa nyantol beneran. Termasuk dari kampus UGM. Sampai sekarang mereka langganan ke Idesain Kreatif. Nama besar UGM ikut mendongkrak branding Idesain. Lalu menyebar hingga ke mana-mana hingga sekarang. Banyak klien yang sekarang datang sendiri. Karena ada yang mereferensikan dari yang puas menggunakan jasa kami," tandasnya.


Beberapa pabrik juga telah mempercayakan packaging produknya ke Idesain. "Ada produk makanan kucing yang dalam satu bulan harus dicetakkan 100.000 kemasan. Itu rutin. Sudah jalan lima tahun. Tak pernah pindah ke percetakan lain. Kemasan untuk varian-varian barunya pun dipercayakan kepada Idesain," paparnya.


Dari sebuah laptop yang dipakai saat kuliah dan mengerjakan order dari kamar kosnya, kini Iwan telah berkembang pesat dengan bisnisnya dan telah menikmati hasilnya. Bisa membeli rumah sendiri di Yogya, punya mobil pribadi dan operasional. Membangun kantor sendiri dan membantu karyawannya yang ingin punya rumah. Dan tentu saja, memilihkan pendidikan terbaik untuk anak-anaknya.


"Keinginan ke depan adalah bisa umroh dan haji  bersama keluarga. Sudah ada dalam daftar impian. Tinggal memperbanyak ikhtiar dan doa. Tuhan sudah memberikan sangat banyak pada hidup saya. Itu yang membuat saya harus banyak-banyak bersyukur," ucapnya kepada LensaDesa.




Saat ini Iwan sudah punya kantor percetakan sendiri di Maredan, Banguntapan, belakang bandara Adisucipto Yogyakarta. Dia mengerjakan desain-desain kemasan bersama sembilan karyawannya sampai selesai cetak dan kirim ke pemesan.


Fokus di satu bidang dan terus menerus berinovasi mengikuti trend adalah dua hal yang membuat Idesain Kreatif bertahan, tumbuh, dan berkembang hingga saat ini.


"Saat pandemi setahun ini relatif tidak ada perubahan pada ritme pekerjaan. Malah cenderung meningkat. Karena banyak restoran yang shifting ke produk hantaran. Jadi, pasti butuh bungkus packaging dengan kemasan yang menarik dan dalam jumlah banyak. Di situlah mesin cetak kami bisa beroperasi terus sehingga tidak ada PHK karyawan," jelas Akhmad Riwanto.


Di era sekarang, kata Iwan, promosi lebih mudah karena ada medsos. Kalau dulu harus kirim surat atau email. Bahkan mendatangi kantor satu per satu. Untuk menawarkan jasa percetakan.


"Sekarang ada instagram dan tik tok. Itu efektif untuk promosi. Termasuk Idesain memanfaatkan channel itu. Bahkan 50% klien baru berasal dari instagram kami. Idesain Kreatif. Yang bisa diakses dari mana pun," jelas Iwan yang asli Jepara ini.




Maka tak mengherankan jika klien Idesain Kreatif hampir dari seluruh Indonesia. Dari Sumatera katanya paling banyak. Terutama pemilik produk makanan dari Medan, Palembang, dan Lampung. "Ada packaging durian Medan yang dibuat di sini. Biar cepat kami kirim lewat bus ALS sehingga tiga hari sudah sampai," jelas Iwan di kantornya yang apik dan resik.


Apa rahasia lain dari usahanya sehingga tetap surviv dan terus berkembang di segala situasi? Menurut Iwan, networking merupakan hal yang sangat penting dalam bisnis jasa.


"Kalau di Yogya saya sering ikut kumpul-kumpul dengan komunitas. Sambil mengenalkan diri dan menyebar kartu nama. Saya masuk komunitas gowes, komunitas entrepreneur, komunitas pengajian, dan komunitas hobi. Di komunitas itulah kita bisa ketemu banyak orang dalam waktu bersamaan," tandasnya.


Saat ini Idesain memiliki tiga desain handal. Ketika hendak membuatkan packaging untuk kliennya, mereka akan mendiskusikan dulu dengan kliennya. Apa produknya, bagaimana konsep desainnya, model desain apa yang paling pas untuk produk itu, bahan kertasnya apa, mau model box berdiri atau konvensional, dan sebagainya.


"Biasanya kita tawarkan dua alternatif desain. Kalau sudah dipilih, direvisi, dan cocok baru kita bicara mau cetak berapa. Bisa mulai dari 1.000 eksemplar sampai puluhan ribu sesuai kebutuhan. Terakhir baru bicara ekspedisi, mau dikirim pakai jalur darat atau udara," terangnya.




Kalau yang di Yogya dan sekitarnya, dan masih dalam jangkauan antaran, maka hasil cetakan akan dikirim langsung ke pemesan. "Seperti kue Lapis Gulung Yogya yang di Jalan Kaliurang. Kita kirim langsung sekalian silaturahmi dengan pemiliknya. Sambil memberi masukan trend kekinian atau diskusi tentang bisnis terakhir," ucapnya.


Dari diskusi ringan bersama klien itulah kadang muncul ide-ide baru. Misalnya, salah satu kliennya ada yang produsen jilbab. Dulunya jilbabnya dikirim dengan bungkusan ala kadarnya, kini packaging jilbabnya sudah dibuat lebih menarik dan trendy. Harganya malah naik dan konsumen tidak masalah. Permintaannya malah meningkat drastis.


"Itu sebagai value. Sehingga konsumen akan lebih puas lalu mereferensikan ke temannya yang lain. Bahkan gara-gara packaging yang bagus banyak yang kemudian membantu pemasarannya menjadi agen di kotanya. Jadi, fungsi kami tidak sekedar mencetak pesanan klien. Kadang jadi teman diskusi untuk perkembangan bisnis mereka," ujarnya.


Iwan percaya, bahwa packaging adalah salah satu cara untuk mendongkrak pemasaran. Bukan sekedar gaya-gayaan mengikuti trend.


"Kemasan adalah iklan lima detik yang dilihat langsung oleh mata calon konsumen. Kalau pandangan pertama sudah tertarik maka akan lebih mudah untuk closing. Kalau kesan pertama sudah bagus, berarti 50% sudah bisa merebut hati konsumen. Selebihnya tinggal servis. Kalau servisnya bagus maka  produk akan viral dengan sendirinya," tandas Iwan sambil menitipkan nomornya HP 0813 922 00399 sebelum menutup perbincangan.* (Arif YP)

LihatTutupKomentar