-->

SOEKARNO, PELANG, KEMBANGBAHU: Berkat Ikan Pindang, Antarkan Anak Jadi Sarjana

 



LENSADESA. Jangan remehkan hal yang sederhana. Karena bisa jadi yang remeh dan sederhana itulah yang bisa mengantarkan seseorang pada  kesuksesan.  Contohnya, yang terjadi pada Soekarno. Warga Kalipang, Pelang, Kembangbahu, Lamongan ini hanya berjualan ikan pindang saja. Tapi berkat ikan kecil-kecil itulah ia bisa mengantarkan anaknya menjadi sarjana.


"Rasanya hidup saya ini ajaib. Matematikanya nggak masuk. Tapi kok semua keinginan saya bisa terwujud. Kalau Allah sudah menggariskan takdir, kita memang tak bisa menolaknya. Saya hanya bisa bersyukur atas semua karunia besar dari Allah ini," ujar Soekarno mengawali perbincangan


Baginya yang  orang desa dan hanya berjualan ikan pindang dari pasar ke pasar, apa yang telah dicapainya dalam hidupnya saat ini adalah kesuksesan dan juga kebanggaan. "Dari ikan pindang inilah saya bisa punya rumah sendiri. Anak saya yang mbarep Chandra Puji Mujianto juga sudah lulus kuliah dari Universitas Negeri Surabaya, Jurusan Multi Media. Sekarang sudah mandiri. Saya juga bisa beli mobil  yang berfungsi untuk memudahkan dagang sekaligus kendaraan keluarga. Kalau dipikir rasanya mustahil dengan kondisi saya yang serba terbatas. Tapi, ternyata semua itu bisa terwujud nyata," tandasnya.



Soekarno bercerita bahwa ia sempat ragu waktu itu yakni ketika anaknya lulus SMK Muhammadiyah Lamongan mengungkapkan keinginannya untuk bisa kuliah di Surabaya. "Apa ya mampu? Batin saya. Karena saya hanya penjual ikan pindang. Tapi, Bismillah saja. Coba dulu. Ternyata diterima dan tiba-tiba ada rezeki untuk membayar kebutuhan kuliahnya. Selama kuliah itu prestasi anak saya bagus dan mendapatkan beasiswa sehingga bisa meringankan beban biaya kuliahnya. Sampai akhirnya bisa lulus tepat waktu," ungkapnya bangga.


Ketika ditanya mengapa berjualan ikan pindang dan bukan ikan yang lain, ternyata Soekarno punya cerita unik soal ini. Katanya, waktu itu ia habis salat di masjid kemudian tertidur dan bermimpi. Dalam mimpinya itu seolah-olah ada isyarat bahwa kalau mau sukses jualan saja ikan pindang. Bukan ikan jenis lainnya. Baik ikan air tawar maupun air laut.


"Kalau secara keuntungan jualan ikan air tawar lebih besar keuntungannya. Tapi karena saya yakin itu sebuah petunjuk maka akhirnya saya putuskan hanya jualan ikan pindang saja. Sudah hampir dua puluh tahun ini saya jalani. Tidak pernah ganti dagangan lainnya. Alhamdulillah, ternyata di situlah jalan rezekinya," ujarnya.



Berjualan ikan pindang sebenarnya untungnya tak seberapa per beseknya. Tapi ia menelateni satu-satunya jenis dagangannya itu. "Saya sisihkan sepuluh ribu dua puluh ribu setiap harinya di tabungan. Dari situ saya membangun semuanya. Rumah, mobil, biaya sekolah anak-anak, dan kebutuhan keluarga. Sekarang ini saya sedang  mengumpulkan tabungan sedikit demi sedikit untuk biaya haji berdua dengan isteri. Karena sudah lama saya punya impian bisa ke Mekah untuk menunaikan ibadah haji. Moga-moga bisa terkabul," ujarnya.


Soekarno berjualan ikan pindang hanya di pasar-pasar desa di dekat rumahnya saja. Di Pasar Desa Sukobendu tiap pasaran Wage dan Legi. Di Pasar Kembangbahu dan Tikung di hari pasaran lainnya. Setiap kali jualan ia mengaku sebelum masuk Dhuhur hampir semua ikan pindangnya sudah laku. "Saya nggak ambil untung banyak. Yang penting cepat laku dan pelanggannya banyak," ujarnya mengungkap rahasia.


Pria ramah ini mengatakan ia tidak punya kiat-kiat khusus . "Bagi saya yang penting segala sesuatu harus dilakukan dengan telaten, harus kerja keras, tidak mudah menyerah, dan yakin bahwa kalau kita sudah melakukan yang terbaik pasti Gusti Allah akan memberikan rezeki terbaiknya," tandasnya.


Hal lain yang menarik dari Soekarno adalah dalam soal ibadah  ia berupaya melaksanakannya sebaik mungkin. "Saya juga rutin sedekah sesuai kemampuan saya. Saya juga berusaha sebisanya salat lima waktu di masjid. Saya berusaha semaksimal mungkin ikut acara-acara pengajian atau dekat-dekat dengan orang sholeh. Saya berharap dengan melakukan semua itu, Allah akan memudahkan doa-doa saya untuk diijabah. Dan terhindar dari segala halangannya. Alhamdulillah, saya bersyukur dengan semua yang telah Gusti Allah berikan sekarang ini," tambahnya.



Satu keinginan terakhirnya yang juga ingin diwujudkan adalah mengantarkan anak keduanya, Cici Maya Wulandari, agar sehabis lulus SMK nanti bisa terus kuliah seperti kakaknya. 


"Yang cewek ini pengennya kuliah di Yogya. Mau ambil jurusan tata busana sesuai kesenangan dan cita-citanya. Mohon doanya agar saya masih kuat dan tetap laris jualan ikan pindang. Supaya kedua anak saya bisa sarjana semua. Tidak seperti kedua orang tuanya yang tidak sempat menempuh pendidikan tinggi. Setelah itu saya akan lega melepas mereka pergi mencari jalan hidupnya masing-masing. Paling tidak, saya telah memberikan bekal yang cukup dalam mengarungi masa depannya," pungkas Soekarno di akhir perbincangan.* (Yunus HS)

LihatTutupKomentar