-->

PROGRAM SDSB: IDE GENIUS CABUP LAMONGAN UNTUK ANAK MUDA DESA



Masa depan Lamongan sesungguhnya adalah milik generasi muda. Secara data demografis demikian. Setelah 100 tahun Sumpah Pemuda, mau tidak mau 10-15 tahun ke depan anak-anak muda sekarang inilah yang akan menjadi pemimpin-pemimpin baru dan menentukan arah Lamongan masa depan.


Siapa yang telah sadar akan tantangan ini? Siapa yang telah memikirkan masa depan Lamongan mendatang? Siapakah yang telah mempersiapkan anak-anak muda agar punya pengalaman leadership sehingga akan siap memimpin pada saatnya nanti?


Lamongan sekarang mempunyai tiga calon bupati. Dua dari partai, satu dari independen. Salah satu dari ketiganya akan menjadi pemimpin Lamongan 2020-2025 melalui proses Pemilu  9 Desember nanti.



Sejak nomor calon ditetapkan oleh KPU yang pertama saya lihat dari semua calon adalah visi besarnya apa, narasinya apa, argumennya apa. Paham nggak dengan demografi Lamongan dan menyiapkan programnya. Bukan sekedar jargon, visi misi, dan melebar programnya ke sana kemari tanpa fokus, pemetaan urgensi dan argumentasi.


Setelah mempelajari semuanya, saya jatuhkan pilihan pada paslon nomor satu, Handoyo-Astiti. Mengapa? Saya lihat ada program yang jelas untuk anak muda. Ada mind mapping yang jelas. Ada alokasi anggaran yang masuk akal. Apa itu?


Yakni, ketika Handoyo akan membuat Program SDSB KATA lewat Karang Taruna. Satu Desa Satu Bisnis Karang Taruna. Ini sangat menarik dan urgen.


Kita melihat banyak pengangguran anak muda di desa-desa. Selama ini tidak ada Bupati yang konsen pada nasib anak muda. Karang Taruna tak lebih hanya papan nama tanpa kegiatan yang produktif dan inovatif. Tidak ada anggaran yang cukup untuk membuat mereka bisa bergerak. Bagaimana mungkin dengan anggaran hanya satu juta per tahun anak muda bisa kreatif? Paling hanya bisa bikin beberapa kali acara seremonial. Yang kadang itu tidak penting-penting amat dan tidak punya dampak positif langsung pada generasi muda desa.


Oleh karenanya, ketika Handoyo membuat program pemberdayaan karang taruna dalam visi misinya dan siap menganggarkan Rp 150 juta per tahun untuk tiap Karang Taruna maka saya seperti mengalami de javu. Inilah pemimpin Lamongan masa depan. Yang peduli anak muda, yang peduli masa depan Lamongan di kemudian hari. 


Bukan pemimpin yang hanya berpikir pembangunan infrastruktur, infrastruktur, dan infrastruktur lagi. Yang uangnya hanya berputar di atas  dan tidak mengalir ke bawah, kepada anak-anak muda. Yang menyebabkan pengangguran usia produktif ada di mana-mana.



Saya dua kali menjadi Ketua Karang Taruna. Pernah menjadi Pemuda Pelopor Lamongan. Saya sangat paham segala hal tentang problem anak muda dan organisasi karang tarunanya. Saya menilai program SDSB KATA 150 juta dari  Handoyo - Astiti adalah ide yang sangat brilian. Sebab, dari sinilah perubahan besar akan dimulai.


Jika tiap Karang Taruna mendapatkan modal usaha produktif senilai Rp 150 Juta maka akan banyak hal bisa dilakukan secara produktif dan berkesinambungan serta bernilai ekonomi tinggi. Dengan dana Rp 150 juta itu akan mudah untuk mencetak Satu Desa Satu Bisnis yang dijalankan Karang Taruna. SDSB KATA akan menjadi awal perubahan ekonomi yang revolusioner di desa-desa.


Anak-anak muda dengan segala talentanya akan lebih mudah bergerak memulai usaha produktif, baik jasa maupun barang. Mungkin membentuk grup musik, membuat oleh-oleh khas dalam kemasan yang bagus, mengembangkan kerajinan lokal, membuat warung kuliner di tengah hutan, merintis objek wisata khusus, membuat jasa fotografi penganten, membuat podcast digital, mengembangkan konveksi UKM desa, dan akan banyak lagi alternatif usaha lainnya.


Dengan modal awal Rp 150 juta dan pembinaan dari Dinas terkait maka perekonomian desa akan berkembang sangat cepat. SDM akan dididik untuk punya impian membesarkan usahanya agar bila perlu menasional. Handoyo adalah pengusaha. Saya pikir beliau pasti sudah memikirkan hal itu dengan matang. Bagaimana membuat anak muda punya produk yang dikenal, pasarnya meluas, dan mengangkat nama Lamongan.


Jadi, sekali lagi, visi Handoyo-Astiti, SDSB KATA ini, sangat masuk akal, genius dan realistis. Maka sangat bodoh kita ini sebagai generasi muda kalau tidak mendukungnya. Ide brilian ini jangan disia-siakan. Umpan lambung ini harus kita tangkap. Untuk nantinya kita golkan. Calon lain tidak punya program yang sedetail dan sejelas ini. SDSB KATA 150 Juta harus kita hembuskan kemana-mana agar semua anak muda tahu bahwa mereka diperjuangkan,  dipedulikan, dan diberi kesempatan emas untuk  bermasa depan.


Apa yang diprogramkan Handoyo-Astiti dengan Dana Karang Taruna 150 Juta per desa itu sekaligus menunjukkan bahwa calon ini paham Peraturan Menteri Sosial 83/HUK/2005 tentang pengembangan generasi muda lewat karang taruna agar tumbuh berkembang di bidang ekonomi dan kesejahteraan sosial. Jadi,  bukan sekedar jargon kosong tanpa makna!!!*


Oleh Muhamad Syukur*

Ketua Karang Taruna Dua Periode dan Pemuda Pelopor Lamongan 1999

LihatTutupKomentar