-->

HARDIAN PERMANA, KADES GONDANG LOR: Penen Perdana, Rintis Jadi Sentra Bawang Merah

PANEN PERDANA. Suhandoyo Bersama Petani Bawang Merah
LENSADESA. Di tengah banyaknya keluhan panen padi di berbagai tempat yang gagal oleh serangan tikus dan hama bertubi-tubi petani Gondang Lor, Sugio, Lamongan, membuat gebrakan yang cukup mengejutkan. Berhasil panen raya bawang merah. Minggu kemaren adalah panen perdananya.

Kepala Desa Gondang Lor, Hardian Permana, mengatakan bahwa dia puas dengan panen perdana bawang merah kali ini. Yang pada awalnya sempat diragukan oleh para petani yang tergabung di Gapoktan di desa yang dipimpinnya.

"Tentu awalnya  sulit untuk mengubah pola budidaya petani yang terus-menerus menanam padi di lahannya. Tapi, setelah kita datangkan beberapa ahlinya, inovasi baru ini bisa kita jalankan. Dan hasilnya bisa dilihat sendiri, sukses besar. Saya yakin kalau petani lainnya nanti mengikuti, Sugio bisa menjadi sentra bawang merah di Kabupaten Lamongan," ujar Hardian kepada LensaDesa saat meresmikan panen raya bersama para petani binaannya.


HARDIAN PERMANA. Kepala Desa Gondang Lor, Sugio.

Hadir dalam acara panen raya perdana ini beberapa tokoh masyarakat Lamongan lainnya. Antara lain Ir. Suhandoyo SP yang merupakan calon Bupati Lamongan  periode 2020-2025 lewat jalur perorangan. Ada juga tokoh partai, Kaharudin. Juga tokoh pemuda di Gondang, Anang Singgih.

Menurut Hardian Permana, ide penanaman bawang merah di desanya ini dilatarbelakangi oleh dua hal. Pertama, karena desa ini punya embung besar yang airnya tersedia sepanjang tahun karena dekat dengan Waduk Gondang. Kedua, melihat pola budidaya petani yang tidak ada inovasi dan sering gagal karena serangan hama. Itulah sebabnya harus ada solusi. Dan solusi itu adalah mengenalkan budidaya bawang merah sebagai alternatif baru.

"Jadi, dengan jenis tanaman yang baru ini kita akan memutus mata rantai hama sekaligus untuk kembali menyuburkan lahannya. Kalau setiap tahun terus-menerus bertanam padi hingga tiga kali, dampaknya akan menurunkan unsur hara dan tidak akan bisa memutus mata rantai hamanya. Makanya harus ada selingan tanaman. Kita jadikan dua kali bertanam padi, setelah itu harus diselingi dengan bawang merah. Padi untuk ketahanan pangan, menjadi lumbung pangan masyarakat sendiri, sedangkan bawang merah untuk menaikkan income dan kesejahteraan hidup karena hasilnya lebih menguntungkan. Dan petani sudah membuktikannya sendiri sekarang," jelas Hardian.


KOMODITAS BAWANG MERAH. Memutus Mata Rantai Hama
Ditambahkan oleh Suwito, salah satu petani yang memanen bawang merah di lahannya, bahwa jika dibandingkan dengan tanaman padi, hasil panen bawang merah memang jauh lebih menguntungkan dan perawatannya juga tidak sulit. 

"Secara kasar kita bisa mendapatkan hasil Rp 200 jutaan untuk setiap setengah hektar lahan. Sementara biaya operasionalnya tidak sebanyak tanaman padi. Karena bawang merah ini tidak membutuhkan air sebanyak kalau kita tanam padi. Kalau secara keuntungan jelas kita lebih senang tanam bawang merah ini," ucap Suwito dengan wajah sumringah.

Suhandoyo yang ikut berbaur dengan petani saat mencabut bawang merah di lahan mengatakan bahwa bawang merah akan menjadi harapan baru bagi petani Sugio. "Sekitar 70% warga Lamongan adalah petani. Sayangnya banyak yang terjebak dengan pola lama. Kurang inovasi. Makanya saya mengajak untuk membuat perubahan. Sebagai pilot projeknya adalah petani Gondang Lor. Saya yakin pasti berhasil karena saya ikut mendatangkan ahlinya untuk mengajari petani di sini. Saya ingin di wilayah ini ada komoditas lain yang akan menjadi unggulan petani sekaligus menjadi cara untuk menaikkan pendapatan mereka dari lahan pertanian. Saya punya harapan nantinya petani di semua desa di Lamongan mempunyai inisiatif untuk menanam komoditas yang lebih prospektif, entah pisang cavendish, porang, talas satoimo, klengkeng, atau tanaman holtikuktura lainnya," tandasnya kepada LensaDesa.

ALI MUKTI  PETANI BAWANG MERAH. Lebih Menguntungkan.

Bagaimana dengan soal pemasaran bawang merah hasil panen petani? Ternyata itu pun sudah dipikirkan sejak awal. "Kami mengundang beberapa pebisnis dari Nganjuk untuk hadir saat  panen raya sekaligus menakar kualitas hasilnya. Ternyata tidak jauh dari hasil panen petani dari Sukomoro sehingga panenan bawang merah di Gondang Lor ini juga mendapatkan harga maksimal. Sebagai kepala desa saya senang karena program inovatif ini berhasil. Petani juga senang karena mendapatkan hasil yang lebih berlipat ganda," tandasnya.

Hardian mengucapkan terima kasihnya yang mendalam kepada semua pihak yang telah ikut mendukung dan memberi masukan atas program penananam bawang merah di Gondang Lor ini. "Khususnya kepada pak Handoyo yang sudah menunjukkan networknya sehingga prosesnya lebih mudah berjalan. Juga kepada anggota gapoktan yang menyiapkan lahannya untuk kelinci percobaan ini. Alhamdulillah sukses," ucapnya penuh haru.* (Yunus Hans)
LihatTutupKomentar