-->

CAK LEMAN, SUKODADI: Kembangkan Pisang Kepok Lima Hektar


LENSADESA. Sukodadi kini tidak hanya identik dengan kampus Unisda. Pasalnya, proyek besar-besaran di agribisnis juga sedang dikembangkan di sini. Telah dirintis perkebunan Pisang Kepok seluas lima hektar dengan permintaan pasarnya yang tak terbatas.

Adalah Sulaiman Shoheh alias Cak Leman yang punya inisiatif mengembangkan tanaman pisang kepok ini di Sukodadi. Semua lahan yang dimilikinya tak kurang dari lima hektar telah disulap menjadi perkebunan kepok pisang. Dua minggu sekali ia bisa memanen bertruk-truk pisang kepok untuk dikirim ke Surabaya.

"Memang banyak jenis pisang yang dibudidayakan petani. Tapi, saya akhirnya pilih pisang kepok. Sekitar dua tahun yang lalu saya mulainya dari seribu pohon. Sekarang tinggal menunggu tiap minggu ada yang dipanen dan disulap jadi uang. Sudah ada penampungnya. Dibayar cash. Yang penting panennya bisa menjamin berkesinambungan seminggu sekali," ungkap Cak Leman saat mengajak LensaDesa mengitari lahannya.


Ada beberapa alasan yang dikatakan Cak Leman mengapa dipilih Pisang Kepok untuk dibudidayakan di lahannya. Pertama, jenis pisang kepok sangat mudah proses pemeliharaannya, tidak membutuhkan biaya yang besar. Kedua, permintaan pasar terhadap pisang kepok sangat stabil. Tak pernah turun, malah semakin tinggi permintaannya. Ketiga, harganya juga cukup masuk akal sehingga margin keuntungannya boleh dibilang lumayan besar.

"Jadi, merem aja, setiap panen pasti langsung jadi uang. Cara bodon aja, selama pasar burung masih ada maka pisang kepok masih laku. Selama masih ada orang jual gorengan, pisang kepok masih akan laku. Selama masih ada rumah sakit, berarti pasar pisang kepok tidak akan berhenti. Jadi, pasarnya sepanjang masa dan tak terbatas," tandasnya.          
        
Atas dasar itulah Cak Leman kemudian mengalihkan lahannya dari yang semula untuk bertanam padi diubah total menjadi perkebunan pisang. "Secara hasil juga lebih menguntungkan pisang kepok. Secara kemudahan pemeliharaan, jelas bumi langit. Pisang Kepok ini pemeliharaannya sangat mudah dan tidak ada hamanya. "Ibarat kata, dijarno wae lho, pasti panen dan jadi uang," tandasnya.



"Dari generasi pertama yang saya tanam dua tahun lalu sekitar 1.000 pohon, paling jelek saya bisa panen dua juta rupiah per minggu. Kadang lima hari sekali. Ini kayak kerja pensiunan. Nganggur tapi dapat duit terus dari pisang-pisang yang siap petik," tambahnya.

Menurut Cak Leman, yang bisa diubah menjadi duit dari tanaman pisang kepok ini bukan hanya buah pisangnya. Karena daun pisang dan ontong pisangnya pun laku dijual. Tapi, itu sebagai penghasilan tambahan saja. Namun lumayan besar juga hasilnya. Apalagi ontong pisang pun sekarang banyak dijual di supermarket besar dan banyak peminatnya.
          
"Kabarnya daun pisang dan ontong pisang juga sudah ada permintaan ekspornya. Cuma saya belum ketemu jalurnya. Suatu saat kalau budidaya pisang kepok di sini sudah besar-besaran pasti jalurnya itu akan ketemu. Kita bisa melebar ke sana," ujarnya.

          
Ditambahkan Cak Leman, ia sangat terinspirasi dengan Gubernur Gorontalo saat itu, Fadhel Muhamad, yang bisa menjadikan daerahnya sebagai sentra jagung untuk komoditas eksport. "Kalau jagung bisa, kenapa pisang dan daun pisang tidak?" tukasnya.
         
Sementara ini melayani pasar lokal saja dia sudah merasa kewalahan. Permintaan pisang kepok meningkat terus. Itulah sebabnya dia juga mengajak kawan-kawannya yang punya lahan untuk menanam pisang kepok. Ia bisa membantu mengusahakan bibitnya. Berapa pun banyaknya. Begitu pun soal pemasaran, ia udah punya jalur yang siap menampungnya.
   
Salah satu rahasia untuk menjaga kualitas panenan pisang kepoknya hingga menjadi andalan para pemasar adalah ia menghindari pemakaian pupuk kimia. Dengan begitu kualitas rasa dan tingkat keempukannya terbaik. Rumah sakit atau klinik-klinik pasti menyukai yang kriterianya semacam itu.


Hal lain yang membuat tanaman pisang kepok ini minim cost adalah karena setiap batang tanaman pisang yang berbuah, nanti akan melahirkan 3-4 batang anakan baru. Anakan baru ini bisa ditanam lagi sebagai pohon utama nantinya. Jadi, soal pembibitan atau regenerasi relatif tidak ada masalah.

"Buat saya untuk saat ini pisang kepok ini adalah komoditas yang cukup menggiurkan. Saya tak perlu menutupi hal itu. Bahkan kalau ada yang mau belajar ke sini pun akan saya jelaskan sejelas-jelasnya. Sambil bersantai di Kolam Pemancingan yang saya buat di salah satu sisi kebun pisang ini. Monggo saja silakan kalau ada yang mau berdiskusi soal pisang kepok di kolam pemancingan saya, Atau bisa kontak saya di 0855 4698 0080 untuk janjian ketemu," ujar Cak Leman menutup perbincangan.* (Yunus Hanis Syam)
LihatTutupKomentar