-->

SEPHIA FEBRIYANTI, MANTUP: Atlet Pentaque yang Menembus Arena Sea Games

 
SEPHIA FEBRIYANTI: Menembus Sea Games
LENSADESA. Tak banyak orang Lamongan yang tahu ternyata ada atlet Sea Games berasal dari kota ini. Tepatnya dari Desa Tunggunjagir, Mantup, Lamongan. Namanya Sephia Febriyanti. Atlet Pentaque yang telah menembus beberapa kejuaraan dunia.


Saat ini Sephia masih menjadi siswa SMK Muhammadiyah 10 Mantup. Namun, prestasinya yang menonjol bukan di bidang akademik. Tapi di bidang olahraga. Bukan saja di level nasional, tapi sudah berkompetisi di level internasional.

"Yang terakhir kemaren saat bermain di SEA GAMES, Desember 2019 di Manila, Philipina. Mewakili Indonesia di arena Pentaque. Dan kami ikut bangga dengan prestasinya. Karena bagaimana pun kiprah Sephia ini, ikut mengangkat nama sekolah. Prestasi Sephia secara 
otomatis juga mengharumkan nama sekolah. Karena itulah apa yang bisa sekolah suport, kita usahakan sebisa mungkin. Generasi muda berprestasi harus kita dukung potensinya," ujar Drs. Sudjudna, Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 10 Mantup, mengapresiasi prestasi siswanya.

DRS SUDJUDNA. Kepala SMKM Mantup

Selain mengikuti kompetisi Sea Games di Manila untuk mewakili Indonesia, sudah banyak kompetisi internasional yang diikuti oleh Sephia. Antara lain pernah ikut kejuaraan 17th Junior and Women Pentaque World Championship di Pnomphen,  Kamboja 20-25 Nopember  2019. Sephia bisa menembus delapan besar tingkat dunia kategori kelas junior. Dan sejak itu Sephia selalu dipilih menjadi atlet andalan Pentaque bagi Indonesia.

Bercerita tentang olahraga yang ditekuninya ini, Sephia mengatakan awalnya hanya kebetulan saja. Rasa penasaran tentang apa itu Pentaque membuatnya ikutan mencoba sebagai salah satu ekstrakurikuler di sekolah. Karena lama-lama terasa asik, Sephia akhirnya berlatih secara rutin. Dan tidak menyangka bahwa dari Pentaque itulah ketajamannya terasah yang kemudian membuatnya banyak menorehkan prestasi dan membawanya sering keluar negeri. Ya, dari olahraga Pentaque, gadis desa Tunggun ini akhirnya bisa menginjakkan kakinya di banyak negara.


"Pentaque ini menarik. Karena memadukan antara olahraga dan intuisi. Ketepatan untuk melempar bola-bola pada sasaran tidak hanya menuntut latihan yang rutin, tapi juga intuisi harus bermain. Jadi, bukan cuma permainan skill di sini. Tapi juga melatih ketajaman intuisi. Jadi, Pentaque ini mengharuskan ketajaman olah fisik dan olah batin. Makanya saya jatuh cinta pada Pentaque dan total di olahraga ini," ujar Sephia saat diminta komentarnya.

Tentang prestasinya yang terus bersinar itu, Sephia mengatakan tak lepas dari kesabaran pelatihnya. "Saya dilatih pak Arif Hilmy dari KONI Lamongan. Orangnya tekun tapi santai dan sabar. Jadinya kita juga betah kalau dilatih beliau. Sebagai atlet kita bisa membenahi kesalahan demi kesalahan sesuai petunjuk yang diberikan pelan-pelan. Pentaque ini gampang-gampang sulit," tandas Sephia.

Arif Hilmy sendiri saat dimintai komentarnya tentang Sephia mengatakan bahwa sebenarnya potensi yang dimiliki Sephia untuk terus menjadi bintang masih bisa diasah. Asalkan ada fasilitas pendukung yang memadai untuk menjaga kesinambungannya dalam berlatih.

"Cuma ya itu, Pentaque ini masih dilirik sebelah mata. Masih kurang mendapatkan perhatian. Baik dari Kementrian, Pemda, atau Dinas atau dari Koni sendiri. Dukungannya masih ala kadarnya. Padahal saya yakin kalau ada suport yang maksimal, akan ada juara dunia Pentaque lahir dari Lamongan. Potensi itu besar," tandasnya.

BERSAMA PELATIH ARIF HILMY. Minim Fasilitas!

Meskipun berlatih dengan  fasilitas yang minim, namun Sephia dan sejumlah atlet lainnya tetap rutin berlatih setiap hari. Mulai jam 15.30 hingga 17.00 WiB. Baik latihan teknik, games, maupun teori. Mereka tidak surut meski tidak punya fasilitas yang lengkap dan tidak mendapatkan dukungan yang baik dari berbagai pihak yang seharusnya peduli.

"Sebetulnya atlet itu minimal butuh asupan gizi yang baik, peralatan yang cukup, latihan tanding yang rutin, dan dukungan moril yang tinggi. Supaya selalu bersemangat untuk terus berprestasi. Tapi, kami tidak pernah ngotot menuntut semua itu. Kami tetap berlatih dengan segala fasilitas yang kita punya saat ini. Buktinya meskipun dengan fasilitas minim kita bisa menembus Sea Games. Moga-moga ke depan masih mampu menembus kejuaraan dunia lainnya," jelas Arif memaparkan kondisi para atletnya.

"Shepia ini atlet yang rajin. Dia selalu datang satu jam sebelum latihan dimulai. Melakukan pemanasan sendiri. Dan pulang paling akhir setelah membereskan semua peralatan. Wajar kalau prestasinya cemerlang. Dia sangat mencintai Pentaque ini sepenuh hati. Saya secara pribadi salut karena tak pernah rewel atau menuntut macam-macam. Dia punya potensi menjadi altet besar kalau terus diasah di kompetisi," ujar Arif di akhir perbincangan.* (Yunus HS)
LihatTutupKomentar