-->

SEMANDO CAFE, BABAT: Fasilitasi Band Indie, Sedekah ke Yatim Mandiri


LENSADESA. Perjalanan Lensa Desa malam ini meluncur ke sebuah kafe di kota Babad yang punya konsep unik. Namanya Semando Cafe. Sudah janjian dengan ownernya Adam Semando.

Malam ini di Semando Cafe akan ada live musik dan sekaligus acara amal. Inilah yang membedakan Semando dengan kafe-kafe lainnya.

Terletak di Jalan Raya Babad 213 dengan lokasi parkir yang cukup luas, Semando memang telah lama menjadi salah satu destinasi kaum muda yang ingin menikmati malam dengan ngopi, kongkow, dan bersilaturahmi antarkomunitas.


"Sedari awal saya memang ingin kafe saya ini punya nilai lebih. Bukan sekedar tempat ngopi tapi juga untuk  mengembagkan kreativitas anak muda. Juga untuk membangun jejaring antarkomunitas yang ingin membuat kegiatan-kegiatan yang positif," jelas Adam mengawali pembicaraan.

Untuk mewadahi aspirasi dan kreativitas anak-anak muda yang punya talenta bermusik misalnya, secara periodik Adam menyiapkan di kafenya panggung aspirasi. "Band-band indie saya beri ruang untuk tampil. Kalau ada band sekolah atau kampus pengen tampil juga bisa saya beri ruang. Tinggal diatur waktunya saja. Dengan begitu kita bisa bersimbiosis mutualis. Kafe menjadi rame, sementara anak band punya tempat untuk tampil  beraktualisasi diri. Selama ini saya berhubungan dengan teman-teman Indie Band Comunity Lamongan untuk mengisi kafe Semando," jelasnya.

Malam ini yang kebagian manggung adalah Zenobie Band. Para personilnya memainkan lagu-lagu indonesia dan barat yang lagi ngetop. Sesekali mereka juga mengundang pengunjung untuk ikut menyumbangkan lagi ke panggung. Suasana interaktif sangat terasa di kafe Semando. Semua orang sangat cair satu sama lain.


Kalau soal menu, Semanding Cafe menyajikan menu yang tak jauh berbeda dengan kafe-kafe lainnya. Hanya konsepnya yang dibuat berbeda supaya pengunjung betah. Tempat duduk yang nyaman, sinar lampu yang atraktif, adanya live musik yang bisa melibatkan pengunjung, dan suasana keakraban yang diciptakan di dalamnya menjadi nilai lebih, yang membuat pengunjung kafe betah berlama-lama dan juga merekomendasikan anak muda lainnya untuk datang menikmati segala suasananya.

Sukses di kota Babat, Adam berencana untuk membuka cafenya di kota Lamongan. Tentu saja waktunya menunggu situasi sudah kondusif. Adanya pandemik covid ini memang telah menunda beberapa programnya, termasuk membuka cabang baru.

Sekali lagi, kata Adam, konsep kafenya bukan sekedar untuk kongkow anak-anak muda. "Saya berharap kafe saya bisa menjadi inspirasi bagi lahirnya karya-karya yang produktif dari anak-anak muda. Bukan hanya dari seni dan musik saja. Tapi dari apa saja. Nantinya boleh panggung Semando bisa diisi dengan acara baca puisi, musikalisasi puisi, baca cerpen, roasting atau komika, atau apa saja yang merupakan kreativitas dan aktualisasi generasi muda. Sehingga Kopi akan benar-benar akan menjadi Inspirasi untuk Berkarya dan Berprestasi. Tentu dukungan dari berbagai pihak sangat saya butuhkan di sini. Karena untuk maju, kita tidak bisa sendiri. Kita harus berkoloni dan berkolaborasi," tandas Adam yang pernah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Kabupaten Lamongan ini.


Satu hal lagi yang menjadi pembeda Semando Cafe adalah selalu menyelipkan misi kepedulian sosial kepada para pengunjungnya. Jadi, dalam setiap akhir acara sebelum band turun panggung, Adam mempersilahkan pengurus panti asuhan untuk naik panggung dan memaparkan kegiatan panti asuhannya.

"Kita berharap dari situ akan banyak yang tergerak nantinya mengunjungi panti asuhan untuk berbagi. Baik uang maupun fasilitas lainnya. Seperti malam ini dari para pngunjung terkumpul donasi Rp 1,5 juta lebih. Semua kita serahkan ke pihak Panti Asuhan Yatim Mandiri Lamongan. Kita serahkan langsung ke Ustad Rokhim dari pihak panti. Semoga di live musik berikutnya saat situasi sudah normal, donasinya akan lebih banyak lagi. Dalam rangka menciptakan kultur, anak muda, meski suka ngopi, suka musik, suka bergaul, tapi juga peduli sosial," terang Adam menutup perbincangan.* (Yunus HS)
LihatTutupKomentar