-->

DINAS PARIWISATA LAMONGAN: Akhir Juli Obyek Wisata Unggulan Dibuka


Erdiana Rahmawati. Kabid Dinas Pariwisata Lamongan
LENSADESA. Gebrakan sporadis akan dilakukan oleh Dinas Pariwisata Lamongan dalam bulan Juli ini. Yakni, membuka kembali obyek-obyek wisata potensial setelah mengalami mati suri selama empat bulan karena pandemi covid. Apa yang akan diakukan?

"Efek corona ini memang luar bisa bagi sektor pariwisata. Banyak stakeholder pariwisata tidak bisa bergerak. Dampak ekonomi ke sekitar obyek wisata juga terasa. Income menurun drasis. Pekerja pariwisata banyak yang nganggur. Otomatis PAD untuk pemda juga tidak ada. Problem ini yang akan kita pecahkan dalam beberapa bulan ke depan," jelas Drs. Ismunawan, MM, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Lamongan kepada LensaDesa.
   
"Masa transisi pasca pandemi sesuai peraturan bupati ditetapkan dari Juni sampai 30 Juli 2020. Maka program pembukaan obyek wisata akan kita buka mulai Juli secara bertahap. Dengan protokoler baru sesuai peraturan yang memenuhi syarat dari kementrian kesehatan standar WHO supaya aman bagi semua pihak," tambah Erdiana Rahmawati, Kabid Pengembangan Pariwisata Lamongan.


"Surat edaran sudah kita sampaikan kepada pengelola obyek wisata yang akan dibuka. Untuk dipelajari dan dipatuhi sesuai SOP yang diharuskan. Termasuk syarat kuota 75 persen yang harus dipenuhi pengelola wisata sesuai ketentuan Perbub," imbuh E Renaeati, staf dinas lainnya menambahkan.

Beberapa obyek wisata akan dibuka mulai akhir Juli ini. Antara lain,  obyek Wisata Bahari Lamongan (WBL) yang selama ini telah menjadi ikon wisata kabupaten Lamongan dan menjadi tujuan favorit turis dari luar kota.

Berikutnya adalah obyek wisata Maharani Zoo dan Goa Maharani (Mazola) yang masih satu kawasan dengan WBL. Khusus untuk wisata religi yang boleh dibuka adalah obyek wisata Sendang Duwur dan makam Sunan Drajat, yang letaknya tidak terlalu jauh dari WBL.

Erdiana  mengatakan bahwa ada tempat wisata menarik dan unik juga  akan dipopulerkan ke masyarakat. Yakni, Desa Wisata Pancasila. Yang terletak di desa Balun, Kecamatan Turi. Yang bisa menjadi contoh adanya pluralisme dan toleransi antar umat beragama.

"Keunikan dari tempat ini adalah adanya beberapa tempat ibadah yang dibangun berdampingan dan semua berfungsi aktif untuk kegiatan keagamaan. Dalam satu desa, berdampingan lokasinya, tapi semuanya hidup rukun. Ada  Masjid Miftahul Huda, ada Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW) dan ada Pura Sweta Maha Suci. Bahkan yang Pura ini banyak juga didatangi umatnya dari Bali pada hari-hari tertentu. Semua masyarakat di desa Balun saling menghormati dan saling menjaga. Inilah obyek wisata religi yang juga layak menjadi destinasi unggulan. Semua bangunannya cantik dan fotogenik ," jelas Erdiana.

Untuk kawasan Lamongan selatan, jelas Erdiana, akan dibuka tiga obyek wisata favorit. Yakni, obyek wisata Gunung Mas di Mantup, obyek wisata alam dan edukasi Wego di Deket Agung, dan obyek wisata danau Waduk Gondang.



"Semua nanti akan disinergikan dengan konsep wisata kuliner. Termasuk untuk melestarikan aneka kuliner tradisional kabupaten Lamongan seperti sego boranan, sego jagung iwak teri, asem-asem iwak kuthuk, dan tahu campur khas Lamongan," rinci Erdiana.


Ke depan Dinas Pariwisata akan membuat program mempopulerkan wisata batik khas Lamongan. Karena Lamongan sebenarnya punya batik tradisi yang sekarang sudah mulai dilupakan orang. Ini yang akan dihidupkan kembali. Selain dalam rangka melestarikan tradisi dan budaya lokal, juga untuk menciptakan obyek wisata khusus yang kayak dikunjungi. Yang nantinya juga diharapkan bisa berdampak positif secara ekonomi kepada para pengrajin batik tradisional.

Masyarakat Lamongan menyebut kain batik khas itu dengan nama "Batik Sendang". Disebut Batik Sendang karena sentra batik ini berada di Desa Sendang, Paciran.  Batik Sendang ini memang dikenal agak rumit produksinya dan juga mempunyai  berbagai motif. 

"Di antaranya ada motif Selempang, motif Paten, motif Pathehan, motif Singo Mengkok, dan motif Gapuro Tanjung kodok. Bagi penggemar batik, obyek wisata seperti ini pasti akan menarik. Karena mengandung unsur sejarah dan seni juga. Makanya obyek wisata batik ini akan digarap dengan serius oleh Dinas," papar Erdiana.
     
Erdiana mengatakan bahwa selama ini Lamongan lebih dikenal dengan obyek wisata religinya. Apalagi sejak Masjid Namira menjadi viral. Ikon Lamongan sebagai kota religius semakin kuat. Wisata nonreliginya masih kurang dilirik, padahal tak kalah menarik. Wisata-wisata nonreligi inilah yang ke depan akan kita gencarkan promosinya. Kita optimis dengan dukungan dan kerjasama semua pihak, khususnya para pelaku usaha di bidang pariwisata, obyek-obyek wisata lainnya akan bisa berkembang dan menjadi tujuan wisata para wisatawan. Memang sudah waktunya Lamongan ini punya banyak alternatif tempat wisata supaya wisatawan yang ke Lamongan bisa berkunjung dan melihat obyek yang variatif. Tidak hanya itu-itu saja," ujar Erdiana menutup perbincangan.* (Yunus Hanis Syam)
LihatTutupKomentar