-->

BERKUNJUNG KE PETERNAK PERKUTUT : Kembangkan Trah MLT dan SDP Bangkok

 


LENSADESA. Minggu ini bersama teman-teman SMA, LensaDesa mendapatkan kesempatan untuk jalan-jalan wisata ke kota Yogya setelah beberapa bulan terkungkung di rumah karena peristiwa pandemik. Agar perjalanan ini tidak sekedar menjadi euforia dan hura-hura belaka, rombongan akhirnya mampir ke sebuah peternakan perkutut ternama di Yogya. Berkah BF Sleman yang menyilangkan aneka perkutut yang bibitnya didatangkan dari Bangkok.

Salah satu pemain perkutut lama di Yogyakarta adalah Mas Bagoes Jangkarbumi. Ia menamakan peternakan perkututbya Berkah Bird Farm, katanya biar usahanya berkah. Ada 15 kandang unggulan. Peternakannya dimulai sejak  tahun 1990 masih eksis sampai sekarang.

Saat dunia perkututan makin menggeliat seperti sekarang, Berkah BF juga makin intensif mengembangkan farm untuk menghasilkan anakan yang berkualitas.

"Ada tiga kandang favorit yang selama lima tahun ini saya riset habis-habisan. Dan hasilnya sampai hari ini banyak yang memuaskan. Ada yang masuk di sepuluh besar lomba piyikan saat lomba HB Cup. Beberapa kali juara di kelas Liga dan Latber," jelas Bagoes saat kepada rombongan LensaDesa di farmnya.


Salah satu kandang favorit itu adalah K-12.2 yang merupakan hasil jebol kandang dari peternak Pontianak. Pasangan dari Bosnia A.6410 dan Bombay E 7081. Ujung trah kedua induk ini mengarah ke MLT N-1 dan MLT N-2. "Ada darah langsung dari MLT.1662 di situ. Jadi, suara besarnya pasti masuk," tandasnya. Beberapa orang memang sudah indeen anakannya.

Mengapa berani jebol kandang ini, kata Bagoes, karena selama di Pontianak, hasil anakannya berprestasi semua. Dua ekor yang diproduksi di Yogya juga bisa masuk juara di kelas hanging. Dua ekor lainnya saat ini masih dalam pantauan. Salah satunya adalah Ki Anom yang jadi andalan jika dibawa ke lapangan.

Kandang lainnya adalah K.12-6 yang pejantannya adalah burung juara yang masih juga trah MLT N-1. Dipasangkan dengan betina bagus yang diboyong dari kandang Jupiter Surabaya, N-939.

 "Anakannya juga relatif merata. Besar tapi tidak gembos. Dan suaranya tetap kristal," ujar pemilik farm yang  beralamat di Jalan Jangkarbumi 159 Condong Catur Sleman Yogyakarta ini sambil menunjuk sejumlah koleksi andalannya.



Satu lagi kandang istimewa dari Berkah BF yakni K.12-8. Di kandang ini ada darah Cakrawala Packman dan trah SDP.25, yang kemudian dikembangkan dengan memasukkan trah IGONA-9. Ada sepasang yang sudah lahir dari kandang ini dan rencananya akan diinbreed lagi.

Harapan besar dijatuhkan lagi pada kandang yang tak bernomor. Di kandang ini ada indukan dari Cristal 666 dari trah Aljazair yang pernah menjuarai LPI. Diharapkan dari kandang ini akan lahir anak-anakan yang bersuara besar, kristal, berirama, dan stabil kualitasnya.

 "Saya belum bisa bicara banyak saat ini. Kita lihat nanti ya. Ini lagi dipantau terus soalnya. Yang jelas, feeling saya mengatakan tarikan depan akan bagus, ujungnya naik melengking langsam, dan lekuk tengahnya banyak," jelas Bagoes.

Lokasi farmnya yang tak jauh dari kampus UPN Yogyakarta dan dikelilingi kosan mahasiswa menjadi daya tarik banyak anak muda untuk mampir. Meskipun baru sekedar tanya-tanya dan ingin belajar tentang perkutut. 



"Tidak apa-apa. Saya malah senang. Karena berarti akan terus ada regenerasi di kalangan pegiat kungmania tanah air. Banyak juga mahasiswa dari luar Jawa yang mampir ke sini. Bahkan kalau ada yang mau konsultasi lewat telepon saya juga layani. Nomor HP yang 0817 0414 777 itu memang khusus untuk urusan perkutut dan on 20 jam. Pokoknya untuk memajukan perkututan Indonesia saya selalu all out. Supaya nanti semarak lagi kayak masa kejayaannya dulu. Saya juga senang kalau ada kunjungan seperti ini. Saya open soal ilmu perkututan. Saya akan membagi pengalaman saya selama menekuni breeding dan lomba perkutut," ujar Bagoes.

Menutup perbincangan, Bagoes mengatakan  bahwa dalam seminggu ada tiga acara Latber rutin di Yogyakarta dan selalu penuh dengan pendatang baru. Siapa saja boleh datang bawa burungnya.* (Among Kurnia Ebo)
LihatTutupKomentar