-->

USTAD SYUKUR PUCUK: Pelopori Ternak Gibas dengan Sistem Probiotik


USTAD SYUKUR PUCUK: Pelopori Ternak  Gibas dengan Sistem Probiotik
USTAD SYUKUR PUCUK: Pelopori Ternak  Gibas dengan Sistem Probiotik
LENSADESA. Ada yang menarik perhatian  LensaDesa saat melewati Desa Gempolpading, RT4 RW 2,  Pucuk, Lamongan, dan bertemu dengan Ustad Syukur. Ternyata, selain dikenal sebagai aktivis masjid dan pegiat dakwah, Ustad Syukur juga seorang pelaku agribisnis yang suka membuat teknologi-teknologi baru dalam budidaya peternakan dan pertanian.

Salah satu yang sedang serius dikembangkan oleh Ustad Syukur dalam mengembangkan perternakan kambing gibas dengan sistem full probiotik. Ia memasukkan unsur probiotik secara rutin ke dalam pakan yang diberikan ke kambing agar menghasilkan kambing yang berkualitas. Mencapai berat karkas yang ideal dalam waktu yang pendek.

"Sebetulnya ini bukan hal yang baru. Hanya saja banyak orang yang belum tahu. Itulah sebabnya saya mengembangkan di sini agar nanti bisa menjadi contoh langsung kepada warga yang ingin beternak domba. Daripada hanya berteori, saya persilahkan saja melihat isi kandang dan saya jelaskan satu persatu. Kalau ada bukti kan lebih mudah," jelas Ustad Syukur yang belum lama ini menyempatkan liburan ke Turki sehabis umroh awal tahun.

Umroh 
Di kandang ternak kambing gibasnya, Ustad Syukur memasukkan probiotik Nutri Simba ke dalam pakan yang akan diberikan pada kambing-kambingnya. "Pakan itu bisa berbentuk limbah sayuran, ampas tahu, bungkil kedelai, dedak, atau apapun jenis pakan. Nah, jangan langsung diberikan. Tapi aduk dulu dengan kocoran probiotik yang telah dicampur tetes tebu secukupnya. Diamkan setengah jam, baru kemudian diberikan kepada kambing," papar Ustad Syukur yang dikenal sangat akrab dan selalu mendukung kegiatan positif pemuda kampungnya ini.

Dengan memberikan probiotik Nutri Simba plus tetes tebu pada pakan tersebut, ada tiga manfaat yang akan langsung didapatkan. 


Pertama, pakan akan lebih lunak dan gampang dicerna oleh usus. Pakan itu akan secara maksimal diproses menjadi daging karkas. Sampai 90%. Jadi, yang tersisa sebagai kotoran hanya sekitar 10% saja. Hal inilah yang nanti secara hitungan analisa budidaya pakan yang diberikan menjadi lebih hemat. Secara cost production jauh lebih efisien.

Liburan Ke Turki

Kedua, kandang ternak menjadi tidak bau sehingga tidak menimbulkan cemaran kepada lingkungan atau tetangga. Probiotik Nutri Simba dan tetes tebu menjadikan fermentasi berlangsung sempurna. Amoniak yang ditimbulkan menjadi sangat minim.

Ketiga, kesehatan hewan ternak akan terjaga secara prima. Kambing lebih sehat, padat, dan tahan penyakit apapun. Nyaris tidak ada kematian. Bahkan kambing pun terhindar dari stres. Kondisi kambing akan selalu sehat, bugar, dan rakus kalau makan.

Kenapa pilihannya ke kambing gibas? "Alasan utama ya tentu pasar. Permintaannya terus ada dan harga relatif stabil. Selama ada warung sate dan ada bayi lahir maka selama itu kebutuhan kambing akan terus terserap pasar. Selain itu, budidayanya mudah. Waktu panen relatif singkat, hanya lima bulan atau kurang. Dengan berat di atas 20 kg. Selain itu, ada musim panen rayanya, yakni pas Idul Adha. Saat itulah peternak seperti dikejar-kejar duit," ujar Ustad Syukur disambut derai tawa renyah.

Menurut Ustad Syukur, dengan memakai probiotik percepatan pertumbuhan berat daging kambing gibas  rata-rata mencapai 4-5 kg penambahan berat per bulan. Itulah sebabnya kadang sebelum lima bulan sudah mencapai berat ideal untuk dipotong. Kadang malah sudah lebih dari 20 kg pada saat memasuki usia enam bulan.

"Untuk hal-hal lebih teknis agak susah saya jelaskan dengan kata-kata. Kalau ada yang diskusi banyak tentang wedus gibas, lebih enak datang saja langsung ke kandang. Bisa  datang ke rumah dulu baru ke lokasi kandang atau bisa telpon janjian dulu ke 0813 5720 4443 biar nggak kecelik. Saya sering keluar kota soalnya.

Proses Pencampuran Makanan Kambing dengan Probiotik
Kalau butuh probiotiknya saya juga menyiapkan. Saya senang kalau semua bisa sukses bersama dan menjadi jaringan komunitas peternak yang kuat," ujarnya.
Dalam waktu dekat ini, jika waktunya sudah kembali normal, ia berencana akan mengajak beberapa pemuda karang taruna desanya untuk melakukan studi banding ke beberapa peternakan kambing di Yogyakarta yang dikelola secara profesional. "Bagaimana pun kita harus haus ilmu. Karena melangkah tanpa ilmu akan mendekatkan kita pada musibah dan kebangkrutan. Jadi, saya sendiri akan terus belajar. Bukankah belajar itu harus sampai akhir hayat? Di atas langit masih ada langit. Kita tidak boleh merasa sudah pintar padahal sebenarnya banyak orang yang lebih pintar dari kita," tandas Ustad Syukur menutup perbincangan.* (Dwi Handono)
LihatTutupKomentar