-->

HERI AGROMAS, PETANI SATOIMO MANTUP: Satu Hektar Bisa Panen 40 Ton


Lensa Desa - Tidak banyak anak muda yang berani membuat keputusan besar dalam hidupnya. Termasuk, memutuskan keluar dari pekerjaan yang mapan dan memilih menjadi Petani. 

Adalah Heri Agromas, pemuda Desa Sidomulyo, Kecamatan Mantup, yang berani keluar dari profesinya  sebagai perawat dengan penghasilan tetap di RSU Muhammadiyah Lamongan. Banting haluan memilih jadi petani. Mengembangkan Talas Satoimo di desanya. 

Bedanya, ia cukup cerdas untuk memilih komoditas yang akan dikembangkan. Setelah meriset sana-sini akhirnya ketemu dengan tales Satoimo yang lebih dikenal dengan sebutan talas Jepang.

"Budidayanya mudah. Pasarnya besar. Hasilnya juga sangat menjanjikan. Asal mau, semua petani bisa sukses menanam ini. Tidak perlu lahan yang hektaran kalau mau dapat hasil yang menggiurkan," ujar Heri saat ditemui LensaDesa.

Menariknya, tales Satoimo ini  bisa ditanam di semua kondisi lahan. Bahkan yang tak punya lahan tanam pun bisa memakai polybag di halaman rumah.

Tanaman ini cepat panen, sekitar 3 atau 4 bulan sudah panen. Jika jenis lokal baru dipanen setelah enam bulan," tandas Heri.


"Satu rumpun Satoimo bisa menghasilkan 2 kg saat panen. Untuk Lahan 1 Hektare bisa panen 30-40 Ton. Harga panen Terendah saat ini Rp 5000,-. Jadi untuk satu hektare bisa menghasilkan 150 Juta Rupiah," terangnya.

Dari bibit, perawatan tanaman, sampai panen untuk 1 Hektare hanya menghabiskan Biaya 30 Juta. Dengan Profit 120 Juta, Satoimo jauh lebih menguntungkan. Soal pemasaran, tandasnya, sangat mudah. Bahkan ia bersedia menerima panenan petani karena punya yayasan untuk menampungnya.

Manfaat talas Satoimo kurang lebih sama dengan tepung beras. Dapat digunakan untuk bahan pembuatan kue atau untuk bubur. Keunggulan lainnya  kandungan gizinya luar biasa besar, empat kali dari tepung beras.

Dengan upaya yang dilakukannya ini,  Heri berharap petani dapat meraih "kedaulatan petani". Maksudnya, kondisi petani yang tidak tergantung kepada kondisi pasar dan lebih tidak tergantung pada industri pabrikan untuk menyokong proses bertani yang dilakukan. Petani tidak harus menunggu dan memilih jenis bibit yang ditentukan oleh pemerintah, tetapi mampu memilih dan menentukan jenis bibit yang sesuai dengan kondisi lahan. 



Dapat membuat pemupukan alami yang nantinya dapat mengurangi biaya pengeluaran, dapat menjaga kesehatan karena tidak terlalu bergantung dengan obat kimia, terakhir diusahakan dapat juga menjaga keseimbangan hidup lingkungan sekitar.

"Karena urusan pangan adalah hal pokok dalam hidup manusia. Jadi, harusnya petani juaranya," tandasnya.

Untuk mempermudah langkahnya, Heri mendirikan Yayasan Mas Nusantara Raya. Heri juga menjadi tim Pendampingan Lapangan program tanaman produktif keluarga, Dinas Ketahanan Pangan Lamongan sejak 2017.

Menurut Heri, Lamongan sangat cocok sebagai daerah sentra budidaya Satoimo. Ia telah uji coba di beberapa tempat di Lamongan dan hasilnya memang  luar biasa. Petani senang karena hasil melimpah dan keuntungannya besar.

Heri Agromas, dengan tangan terbuka, siap menerima petani-petani Lamongan yang berminat belajar cara budidaya talas Jepang ini. Untuk konsultasi  dengan Heri bisa datang  ke Dusun Sembung, Sidomulyo, atau kontak ke 0853 3085 4216. 

"Dengan senang hati saya siap menerima tamu dan membuka semuanya. Saya senang kalau semua petani Lamongan maju dan sukses," pungkasnya.* (Yunus HS)
LihatTutupKomentar